Lihat ke Halaman Asli

Hari Batik, Hari Kritik!

Diperbarui: 3 Oktober 2018   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.thejakartapost.com

Hari ini rakyat Indonesia sedang asik merayakan Hari Batik Nasional. Seluruh elemen masyarakat berlomba-lomba mengenakan batik terbaiknya. Tak pelak, sebagian rektor kampus negeri pun mengeluarkan surat edaran tentang penggunaan pakaian batik untuk seluruh jajaran birokrat, tenaga pendidik dan mahasiswa.

Ah, apalagi sekarang memasuki era digital, anak-anak muda tak lagi malu memakai batik dan membagikannya di sosial media. Entah didorong jiwa nasionalis atau sekedar panjat sosial belaka. Namun sayang, hanya segelintir yang mengetahui asal-usul batik dan sejak kapan mulai dipakai luas oleh masyarakat.

Adalah Kerajaan Majapahit dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa yang pertama kali memperkenalkan batik di bumi Nusanatara. Dalam perjalanannya, batik hanya dikenakan oleh para pembesar pemerintahan seperti keraton, namun outfit batik yang dikenakan zaman itu berbeda dengan sekarang. Bagi kaum laki-laki selalu memakai kemeja polos dan kain jarik (bawahan).

Kain jarik merupakan seni nonbendawi yang kemudian hari terkenal sebagai kain batik. Hingga suatu ketika muncul golongan yang memprakasai penggunaan kain jarik sebagai kemeja bagi kaum adam tersebut.  

Timbul penolakan dari sebagian masyarakat karena dianggap melanggar adat-istiadat leluhur. Memang demikian, tapi perilaku deviasi ini dianggap sebagai terobosan baru yang mengantarkan kepada proses kebaruan. Selanjutnya penyimpangan itu menjadi kebanggaan setelah berpuluh-puluh tahun lamanya, yang saat ini telah diakui dunia Internasional.

Pesan yang tersirat dari potongan sejarah ini menunjukan kesaktian semangat melawan stigma ke-kuno-an yang selama bertahun-tahun dianggap sebagai warisan leluhur. Kritikan yang diimplementasikan denga aksi kebaruan itu justru berhasil menghapus hegemoni kelawasan budaya. Kita belajar bahwa batik merupakan simbol kritik yang telah diakui. Selamat hari batik, selamat hari kritik!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline