Lihat ke Halaman Asli

Problematika Perubahan Alih Bahasa Indonesia Terhadap Tokoh Figuran

Diperbarui: 18 Juni 2024   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akun Twitter/X @FiersaBersari

Bahasa merupakan satu-satunya milik manusia dan tidak akan pernah lepas dari segala aktivitas dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia  saling mempengaruhi.Tidak ada aktivitas manusia yang tidak melibatkan bahasa. Orang-orang menggunakan kata-kata bahkan dalam mimpi mereka bahasa menjadi  alat pemersatu suatu bangsa karena  disepakati secara keseluruhan oleh suatu kelompok yang bertujuan untuk memahami maksud dan tujuan  lawan bicaranya. Bahasa juga dapat memudahkan komunikasi antar kelompok dan individu  (Sulaeman & Dwihudhana, 2019: 60). 

Menurut Chaer dan Agustina (2010: 67), bahasa gaul merupakan varian sosial yang  khusus dan rahasia. Artinya varian ini digunakan oleh kelompok tertentu yang sangat spesifik dan tidak boleh diketahui orang di luar kelompok tersebut. Oleh karena itu, kosakata yang digunakan dalam bahasa sehari-hari ini terus berubah Sebagaimana dikemukakan  Kridalaksana (1982: 156),  bahasa gaul adalah bahasa informal yang digunakan remaja dan kelompok sosial tertentu untuk berkomunikasi.

Saat ini, karena pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, banyak sekali variasi gaya bahasa. Artinya setiap kelompok menggunakan gaya bahasa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan kata-kata yang tepat dan benar kini mulai dikesampingkan. Misalnya saja bahasa gaul yang sering digunakan di kalangan remaja. 

Karena bahasa gaul tidak hanya digunakan dalam komunikasi langsung, tetapi juga melalui media sosial dan internet, maka bahasa yang digunakan pun cenderung berubah seiring berjalannya waktu, serta dapat berkembang lebih cepat dan menghilang lebih cepat. Biasanya bahasa yang digunakan oleh  masyarakat khususnya anak muda adalah bahasa yang singkat, mudah dimengerti dan  sedang populer saat ini.

Dikutip dari Databoks "Twitter merupakan  jejaring  sosial yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Menurut laporan Statista, keberadaan Twitter terbukti hingga Januari 2022, didirikan oleh Jack Dorsey di Indonesia Aplikasinya, pencapaian ini menjadikan Twitter sebagai  salah satu platform terpopuler di dunia. Artinya, Anda dapat dengan mudah melihat screenshot tweet seseorang yang dibagikan di Instagram, Facebook, Line, bahkan Stories WhatsApp orang lain. 

Kami juga menyebarkan informasi terkini di media sosial Twitter. Selain itu, melalui Twitter, kita mengetahui bahwa banyak hal yang terjadi di sekitar kita, mulai dari isu lokal hingga isu global yang selalu relevan. Penelitian ini membahas tentang penggunaan idiom di cuitan twitter  karena rasa penasaran peneliti terhadap penggunaan idiom di akun Twitter @Fiersa Bersari. Salah satu karakter akun Twitter yang sedang trending adalah akun @Fiersa Bersari sering disebut "Prajurit Senja"

Penelitian ini akan membahas tentang penggunaan idiom pada cuitan akun Twitter Fiersa Bersari dan bagaimana penggunaan idiom tersebut mempengaruhi bahasa Gen Z. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan mengamati penggunaan idiom pada cuitan Twitter Fiersa Bersari dan mengklasifikasikannya berdasarkan jenis dan fungsi penggunaan idiom tersebut. 

Data yang digunakan adalah beberapa unggahan pengguna akun Twitter Fiersa Bersari. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi idiom yang digunakan oleh Fiersa Bersari dan bagaimana penggunaan idiom tersebut mempengaruhi bahasa Gen Z.

Cuitan-cuitan Fiersa Bersari kerap kali menjadi sorotan karena kecerdasan, kekocakan, dan terkadang kontroversialnya. Gaya penulisannya yang unik serta sudut pandang yang segar sering kali  menghadirkan  pandangan  yang  berbeda  dalam  cuitan-cuitannya.

Teknik  analisis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  menggunakan  model analisis  interaktif.  Miles  dan  Hubermen  (1984),  mengemukakan  bahwa  kegiatan  dalam analisis  data  kualitatif  berlangsung  secara  interaktif  dan  terjadi  secara  terus  menerus sampai  tuntas,  sehingga  datanya  jenuh.  

Tingkat  kejenuhan  data  ditandai  dengan  tidak diperolehnya  lagi    informasi  baru  atau  pun  data  baru.  Kegiatan  dalam  analisis  meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline