Kebutuhan akan berbahasa Inggris yang baik sudah sangat penting demi kelancaran setiap orang dalam menjalani karirnya dalam berbagai bidang. Bahasa Inggris sudah menjadi bahasa internasional yang digunakan oleh seluruh negara dalam hal-hal penting seperti pertemuan negara PBB. Salah satu contoh yang paling dekat dengan kehidupan seorang pelajar adalah dalam hal transfer ilmu.
Banyak sekali jurnal-jurnal dan materi-materi yang ditulis ataupun dikemas dalam bahasa Inggris sehingga jika kita memahami cara berbahasa Inggris maka akan sangat mudah untuk memperoleh ilmu tersebut. Namun bagaimana dengan machine translation seperti Google Translate? Ya, memang betul dengan adanya media translasi tersebut dapat memudahkan kita dalam mengolah bahasa asing yang tertulis.
Akan tetapi, jika kita dipertemukan dengan bahasa asing berbentuk lisan maka tamatlah riwayat kita. Oleh karena itu sangat penting untuk bisa berbahasa Inggris dalam berbagai hal yaitu: berbicara; mendengar, menulis, membaca, dan memirsa.
Mengajarkan bahasa Inggris ke anak sejak usia dini itu sangat baik karena di fase ini anak-anak banyak mencoba hal baru dan mereka tidak takut salah. Hal ini sangat berbeda dengan anak yang belajar bahasa Inggris di usia remaja. Banyak anak remaja yang takut mencoba berbicara bahasa Inggris karena takut salah.
Hal tentu sangat tidak bisa didiamkan karena dalam berbahasa, adanya latihan dan pembiasaan sudah menjadi hal yang sangat penting. Begitu pula dalam berbahasa Inggris, latihan dan pembiasaan merupakan kunci kesuksesan.
Anak usia dini mampu lancar berbahasa Indonesia karena mereka dibiasakan untuk berbahasa Indonesia sejak dini oleh keluarganya dan lingkungan sekitarnya begitu pula dalam mengajarkan bahasa Inggris perlu pembiasaan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Maka dari sinilah kelompok 68 mencoba membantu TK-MDT Al-Ikhlas dalam membawa peserta didik disana untuk menuju dunia internasional dengan melakukan pembiasaan berbahasa Inggris.
Dalam proses pembiasaan berbahasa Inggris di TK-MDT Al-Ikhlas salah satu mahasiswa di kelompok 68 bernama Muhammad Alfian Noervedya menjadi pengajar.
Dalam prosesnya, Alfian membantu Ms. Dian yang merupakan salah satu orang tua mantan siswa di TK tersebut yang dengan sukarela menjadi pengajar bahasa Inggris di TK tersebut setiap hari rabu. Pada kegiatan kali ini Ms. Dian memberikan tema diriku kepada Alfian yang nantinya Alfian akan mempersiapkan media pembelajarannya untuk dilakukan bersama anak-anak.
Alfian merencanakan untuk bernyanyi dua lagu dengan tema diriku bersama anak-anak. Alfian memilih dua lagu yang merupakan adaptasi dari dua lagu populer anak-anak. Kedua lagu ini dipilih karena memiliki lirik yang singkat, mudah untuk diucapkan, dan terdengar menarik untuk anak-anak. Sehingga mereka tidak akan jenuh dan juga bingung ketika harus bernyanyi bersama-sama.
Pada awal proses pembelajaran, hal pertama yang dilakukan adalah pengkondisian kelas untuk membuat anak antusias belajar.