Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Al Faiz

Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Sholat adalah Tiang Agama, Jangan Sampai Sholat Kita Sia-sia, dalam Konteks Tafsir Surat Al Ma'un

Diperbarui: 30 Maret 2024   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sebagai umat islam ada hal yang harus dilakukan untuk menjaga status keislaman seseorang. Sebelum masuk islam sendiri ada persyaratan yang harus dilakukan seseorang agar dirinya dinyatakan islam yaitu menyakini dan mengucapkan dua kalimat syahadad. Setelah orang itu masuk islam tidak selesai hanya disitu, masih ada sesuatu yang sangat penting dan harus orang islam lakukan yaitu, sholat. Sholat adalah tiang agama. Rosulullah SAW bersabda:

 

 "Sholat itu tiang agama. Siapa yang mendirikannya berarti mendirikan agama. Siapa yang merobohkannya berarti merobohkan agama." yang di maksud tiang agama disini adalah sesuatu hal yang pokok dan harus ada untuk menyangga keislaman seseorang agar islamnya bisa sempurna, jika tiang agama itu rusak atau tidak ada maka akan hancurlah agama seseorang itu dan islamnya akan rusak menjadi tidak sempurna.

Maka di dalam islam tiang agama yaitu solat. Sholat memiliki peran penting dalam kehidupan seorang muslim. Ia adalah wujud penghambaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Namun, dalam solat tidak cukup hanya melakukan solat secara mekanis tanpa memahami makna dan tujuannya. Sholat yang hanya dilakukan sebagai rutinitas tanpa adanya rasa taqwa dan keimanan kepada Allah SWT, akan menjadi sia-sia dan tidak memberikan manfaat yang sebenarnya.  Perlu kita pahami, bahwa solat bukan sekedar kewajiban semata tetapi juga merupakan sarana untuk memperbaiki diri dan menjalin hubungan yang baik kepada Allah SWT. Karena sebenarnya, sholat juga mencegah seseorang untuk melakukan perbuatan keji mungkar.

Dalam surat Al- Ma'un Allah SWT menunjukan bahwa solat seharusnya tidak hanya menjadi ibadah fisik semata, tetapi juga harus melibatkan aspek spiritual. Sholat yang baik adalah sholat yang dilaksanakan dengan kesadaran yang penuh, hati yang ikhlas, dan diiringi dengan amal sholeh di dalam kehidupan sehari-hari. Sholat yang sesungguhnya adalah solat yang mampu membawa perubahan positif dalam diri kita dan memberikan dampak baik kepada orang lain.

Dalam buku tafsir shafwatut tafasir menjelaskan bahwa, kecelakaan dan hukuman menimpa orang-orang yang melakukan shalat secara munafik, yang memiliki sifat-sifat buruk seperti lalai dari kewajiban shalat. Mereka melupakan shalat mereka dengan sengaja menunda-nunda waktu shalat dan meremehkannya. Ibnu 'Abbs menjelaskan bahwa mereka tidak melakukan shalat dengan niat yang benar; jika mereka shalat, itu bukan karena mengharapkan pahala, dan jika mereka tidak shalat, mereka tidak takut akan siksanya. Ab 'liyah menambahkan bahwa mereka tidak menjalankan shalat pada waktunya, juga tidak melaksanakan ruku' dan sujud dengan sempurna.

Ketika Nabi Muhammad ditanya tentang ayat ini, beliau menjelaskan bahwa orang-orang yang dimaksud adalah mereka yang menunda-nunda shalat dari waktunya. Para ulama tafsir menjelaskan bahwa penggunaan kata "" dalam ayat ini menunjukkan bahwa sasarannya adalah orang-orang munafik. Inilah mengapa beberapa ulama salaf memuji Allah atas penggunaan kata " " (dari shalat mereka) dan tidak " " (dalam shalat mereka). Jika Allah menggunakan " ", maka sasarannya akan menjadi umat muslim pada umumnya. Orang Mu'min kadang lupa dalam shalatnya. Perbedaan lupanya orang mu'min dan lupanya orang munafik adalah jelas. Lupanya munafik adalah lupa meninggalkan dan sedikit peduli terhadap shalat, sehingga dia tidak ingat shalat dan dia sibuk menjalankan aktifitas lain. Sedangkan mu'min jika lupa dalam shalatnya, dia segera membenahinya dan menambalnya dengan sujud sahwi.

Dari Tafsir Ibnu Katsir diriwayatkan bahwa Sa'ad bin Abi Waqqash berkata,

"Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang orang-orang yang lalai dari shalat mereka. Beliau menjawab, 'Yaitu orang-orang yang mengakhirkan shalat sehingga keluar dari waktunya."

Orang-orang yang berbuat riya." Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanadnya dari Abdullah bin Amru bahwa Rasulullah saw. telah bersabda,

"Barangsiapa menyiarkan kepada orang lain tentang amal baiknya maka Allah akan memperdengarkan amal orang itu kepada makhluk-Nya, kemudian menghinakannya dan merendahkannya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline