Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Aldy Fahriansyah

Oh, hai. Saya gasuka nulis, hanya sedang tersesat di internet.

Yuk Kenalan dengan yang Punya Jalan

Diperbarui: 1 Februari 2022   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Sunmori/Source : bengkulu.co.id

Semakin hari, volume kendaraan yang menggunakan jalan di Indonesia semakin banyak saja. Kondisi jalan yang masih segitu-gitu saja tetapi jumlah kendaraan yang bertambah banyak menyebabkan padatnya aktivitas lalu lintas setiap harinya. Jumlah kendaraan yang meningkat pesat secara signifikan akhir-akhir ini adalah sepeda motor, hampir 70% padatnya jalan diisi oleh jenis kendaraan ini.

Dalam berkendara, tentu saja Kita sebagai pengguna jalan yang baik sangat diharuskan untuk mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku. Tujuan dari mematuhi aturan lalu lintas selain untuk keselamatan pribadi, tetapi juga untuk menjaga keselamatan antar pengguna jalan lain. Tetapi akhir-akhir ini seiring semakin padatnya pengguna jalan, aturan lalu lintas ini malah semakin diacuhkan, semakin banyak pengguna jalan yang arogan, seakan-akan jalanan ini punya nenek buyutnya. Mari berkenalan dengan yang punya jalan.

Mungkin di benat kalian, yang punya jalan saat ini adalah mereka yang konvoi. Ya, memang benar, mereka yang konvoi merupakan salah satu raja jalanan yang sudah lama menduduki tahta. Baik itu yang konvoi moge (motor gede), konvoi demonstrasi, konvoi mobil mewah ataupun konvoi pejabat yang lewat. Tetapi sekarang Saya ingin memperkenalkan pendatang baru, raja jalanan yang baru, yang kurang lebih kekuasaannya di jalan tidak kalah besar, mereka adalah pengendara sepeda motor. Tentu bukan pengendara sepeda motor yang biasa, tetapi mereka yang menggunakan sepeda motor yang sudah di modifikasi, motornya juga kekinian, contohnya yang menggunakan NMAX, AEROX, SCOOPY dan juga VESPA MATIC.

Sebagai orang yang punya jalan, mereka selalu mencitrakan diri mereka sebagai orang yang paling cepat dalam mencapai tujuan. Dibuktikan dengan selalu memacu motornya diatas kecepatan rata-rata. Mereka memang orang-orang yang sangat mengacu pada sejarah, karena pada zaman dahulu, kuda yang bagus adalah kuda yang larinya cepat. Mereka memacu kecepatan tanpa memperdulikan pengguna jalan yang lain, ehh iya lupa, mana peduli, kan mereka yang punya jalan.

Singa di hutan terkenal dengan kekuasaan dan juga arogansinya dalam bersikap, sama seperti pengguna motor yang disapa ngabers ini. Saat berkendara, kebanyakan dari mereka arogan, tercermin selain dari seringnya kebut-kebutan, suara mereka dalam mengaum juga dikencangkan. Knalpot yang meledak-ledak menandakan kekuasaan mereka dijalanan, mereka anggap telinga orang lain sebagai kerupuk saja, tidak peduli yang penting suara motornya terdengar sampai ke afrika. Ugal-ugalan juga menjadi aktivitas kesukaan mereka, memacu motor dengan kencang, suara knalpot berisik, dan juga ugal-ugalan sudah merupakan paket lengkap untuk menjadi raja jalanan sejati.

Sampai saat ini, Saya masih sangat kurang mengerti apa keinginan mereka melakukan hal tersebut. Selain dapat merugikan diri sendiri, mereka juga berpotensi untuk mencelakakan orang lain. Fanatik terhadap suatu hal memang sah-sah saja, itu merupakan kebebasan. Tetapi sudah seharusnya Kita fanatik dibarengi dengan sikap dewasa dan juga bijak dalam bersikap. Kalau tidak bisa menyenangkan orang lain, ya jangan jadi merugikan dong. Ehh iya maaf kan Saya sedang memperkenalkan kalian kepada yang punya jalan, ya mereka tidak salah dan tidak akan pernah salah. Sudah kenal kan sekarang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline