Lihat ke Halaman Asli

Membangun Etika Pendidikan Dalam Praktik Pembelajaran

Diperbarui: 13 Desember 2024   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan kepribadian peserta didik. Sebagai sebuah sistem yang berlandaskan nilai-nilai keislaman, pendidikan Islam tidak hanya bertujuan untuk mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan etika dan moral dalam setiap aspek pembelajaran. Dalam praktiknya, etika pendidikan Islam menjadi pondasi utama yang mengarahkan proses pembelajaran agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan ajaran agama.

Etika pendidikan Islam pada praktik pembelajaran dimulai dari sikap seorang pendidik. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan bagi peserta didik. Dalam Islam, seorang guru diibaratkan sebagai "murabbi," yakni pendidik yang tidak hanya mentransfer ilmu tetapi juga mendidik akhlak. Hal ini berarti seorang guru harus memiliki integritas, kesabaran, dan kasih sayang dalam mengajar. Sikap ini akan tercermin dalam bagaimana mereka menghormati peserta didik, mendengarkan pendapat mereka, dan memberikan motivasi untuk terus belajar.

Di sisi lain, etika peserta didik juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran. Dalam Islam, mencari ilmu adalah sebuah ibadah, dan karenanya harus dilakukan dengan niat yang ikhlas. Etika peserta didik tercermin dalam sikap hormat kepada guru, disiplin dalam belajar, serta kesungguhan dalam memahami materi yang diajarkan. Pendidikan Islam menekankan pentingnya adab sebelum ilmu, di mana akhlak yang baik menjadi prasyarat utama dalam proses pembelajaran.

Selain hubungan antara guru dan murid, etika pendidikan Islam juga mengatur bagaimana ilmu disampaikan. Proses pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, penuh hikmah, dan tidak memaksakan kehendak. Al-Qur'an mengajarkan pentingnya menyampaikan ilmu dengan "mauidhah hasanah" atau nasihat yang baik. Dalam praktiknya, pembelajaran harus dirancang agar menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan peserta didik, tanpa menghilangkan esensi nilai-nilai Islam.

Etika pendidikan Islam juga menuntut kejujuran dalam setiap aspek pembelajaran, baik dari guru maupun siswa. Guru harus jujur dalam menyampaikan ilmu dan tidak menyembunyikan kebenaran, sementara siswa harus menjunjung tinggi kejujuran dalam proses belajar, termasuk saat menghadapi evaluasi. Prinsip ini bukan hanya membentuk karakter individu, tetapi juga menciptakan lingkungan pembelajaran yang adil dan bermartabat.

Dengan menerapkan etika pendidikan Islam dalam praktik pembelajaran, diharapkan generasi yang dihasilkan bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia. Pendidikan Islam yang beretika akan melahirkan individu-individu yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan agama. Dalam konteks ini, pendidikan Islam menjadi sarana penting dalam membangun peradaban yang berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan kebijaksanaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline