Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Aiyub

Hidup itu harus terus belajar, hidup itu harus terus berbagi. Dengan menulis kamu bisa berbagi selamanya.

Dewasalah PSI!

Diperbarui: 27 Juni 2022   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai solidaritas indonesia memang manyoritas diisi oleh anak muda, bahkan ketua umumpun juga masih muda. Namun sayang setelah gagal lolos ke senanyan mereka dikenal oleh publik sebagai partai yang kadernya penuh dengan nyinyir. Bahkan ada teman yang menyebutkan, bukan kader psi namanya kalau tdk nyinyir? Memang benar demikian? :)

Kritis itu memang perlu, apalagi sebagai wakil rakyat. Tapi kalau nyinyir tentu beda ceritanya. Kalau memang kritis, kenapa partaj dan pemimpin yang berbeda dengan mereka yg selalu dikritik. Ketika kabinet jokowi ada yang korupsi, kok mereka diam? Ketika kader pdip korupsi kok diam?

Yang terlihat dimata mereka kesalahan itu selalu pada Anies Baswedan dan PKS, sebentar lagi mungkin yang jadi nyinyiran mereka adalah Nasdem karena "musuh" mereka jadi capres.

Lihat saja bangaiman mereka nyinyir ketika Anies membangun formula E, membagun JIS. Bahkan dikatakan Anies memgangkat politik identitas, mereka lupa kalau ahok yang mereka dukung juga lebih parah.

Gagal memframing anis lewat formula e dan jis, sekarang mereka angkat isu anies membawa politik identitas dan mengangkat Isu SARA. Gara-garanya Anies mengubah nama beberapa jalan dan kampung dari "tak bernama" menjadi nama-nama tokoh betawi.

Seharusnya ini kita apresiasi, yang diganti anies memang nama yang tidak ada identitas, misalnya jalan kebayoran lama menjadi jalan bang pitung. Atau kampung zona c menjadi kampung ismail marzuki.

Bukankah itu mengangkat budaya betawi dan mengenalkan tokoh2 betawi kepublik? Anies iti ingin memberi penghargaan kepada tokoh2 betawi. Beda dengan penjajah yang datang, sperti di amerika dan australia, mereka membantai dan menghilangkan jejak budaya dan tokoh-tokoh setempat.

Ah, PSI memang sukanya bikin sensasi, mkritik biar terlihat peduli, tapi penilaian publik mereka seperti menampakkan sebuah kebencian kepada anies yg tak tau kapan berhenti.

Sudahlah, berjjwa besarlah dalam membangun dlm membangun indonesia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline