Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Agung Syahrullah

Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Padang

Fenomena Desak Anies, Realistis atau Pragmatis?

Diperbarui: 26 Desember 2023   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desak Anies Pontianak. Sumber Ilustrasi: https://www.instagram.com/aniesbaswedan/

Hajat demokrasi 5 tahunan rakyat Indonesia akan berlangsung kurang dari 50 hari lagi, digadang-gadang pesta demokrasi februari ini akan menjadi ajang saling adu gagasan antar 3 pasang capres-cawapres. 

Berbeda dengan pilpres 2019 dan 2014 yang terkesan normatif dan lebih mementingkan olok-olokan "Cebong dan Kampret" dibanding adu gagasan serta visi misi Prabowo dan Jokowi. 

Pilpres kali ini harus benar-benar memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi 3 paslon untuk saling adu gagasan dan menghilangkan sejenak budaya pragmatis di kalangan elite politik tanah air.

Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sudah melangkah lebih dulu dengan membuat sebuah forum diskusi face to face dengan masyarakat yang dinamakan "Desak Anies". 

Forum ini merupakan forum santai yang menjadi ajang bagi masyarakat untuk meminta kejelasan kepada calon "nahkoda" kapal super besar yang bernama Indonesia untuk memberikan sebuah pernyataan secara eksplisit dan tidak berbelit-belit yang mampu meyakinkan masyarakat untuk memilih nya dengan segudang gagasan serta visi misi yang ia bawa di kontestasi pemilu februari mendatang. 

Bagi penulis, forum ini merupakan sebuah strategi brilliant dari Anies untuk lebih leluasa mendengarkan serta menawarkan solusi dari permasalahan apa saja yang saat ini sangat mendesak di tengah-tengah masyarakat. 

Dengan adanya forum ini pula masyarakat bisa secara terang-terangan tanpa takut di "bredel" aparat untuk menyampaikan keluh kesah dirinya mengenai Republik ini, yang dimana itu merupakan hal yang sulit dieksekusi pelaksanaanya di rezim sekarang.

Anies dengan segala program dan visi misi yang ia bawa tentu "berkiblat" pada skala prioritas akan apa saja kebutuhan urgent yang harus segera dituntaskan di Republik ini, 143 lembar halaman visi misi Anies-Muhaimin memberikan kesan Realistis bagi penulis, semua yang tertulis di lembar demi lembar halaman itu semuanya memang berdasarkan aduan serta kondisi riil di lapangan yang harus segera di tawarkan solusi jangka panjang dan percepatan realisasinya. 

Bak gayung bersambut dengan adanya program Desak Anies ini , Anies dapat secara leluasa memaparkan solusi yang solutif kepada masyarakat untuk menjawab persoalan keragu-raguan masyarakat selama ini untuk memilihnya.

Masyarakat Indonesia dewasa ini barang kali harus lebih cermat dalam memilih pemimpin, tak hanya bermodalkan prinsip pragmatis "yang penting bansos lanjut, ikn lanjut, prakerja lanjut, blt lanjut" tetapi dituntut untuk cerdas dan teliti secara baik-baik setiap visi misi yang dibawa oleh 3 paslon ini. Karena ini bukan hanya tentang 5 tahun kedepan, tetapi apa impact pasca 5 tahun kedepan yang benar-benar dapat merealisasikan narasi "Indonesia Emas 2045" secara komprehensif seperti yang dicita-citakan selama ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline