Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 39 Mengembangkan Infrastruktur Urban Farming Kelurahan Tlogomulyo

Diperbarui: 6 Maret 2024   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: KKN UPGRIS Kelompok 39

Sebuah inisiatif luar biasa telah dilakukan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Kelompok 39 yang didampingi Dosen Pembimbing lapangan mereka Bapak Bambang Agus Herlambang,S.Kom., M.Kom . Mereka telah berhasil mengembangkan infrastruktur urban farming yang inovatif di Kelurahan Tlogomulyo, Semarang  pada Minggu (3/3/2024) . Tidak hanya memperkenalkan konsep urban farming, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi jejak lingkungan. 

Urban farming, atau pertanian perkotaan, telah menjadi tren global dalam upaya untuk menciptakan kota yang lebih berkelanjutan dan mandiri secara pangan. Mahasiswa KKN Kelompok 39 memilih Kelurahan Tlogomulyo sebagai lokasi pengembangan proyek ini karena potensi yang dimilikinya untuk diterapkan konsep pertanian perkotaan. 

Proyek ini melibatkan berbagai tahapan, mulai dari perencanaan hingga implementasi. Pertama-tama, mahasiswa melakukan survei untuk mengetahui kebutuhan dan potensi wilayah. Setelah itu, mereka merancang infrastruktur yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat setempat.

Sumber: KKN UPGRIS Kelompok 39

Salah satu komponen utama dari proyek ini adalah pembangunan tempat sampah.Kebanyakan sampah organik di Kelurahan Tlogomulyo hanya dibakar, menyebabkan polusi udara dan limbah yang tidak ramah lingkungan. Namun, dengan inisiatif mahasiswa ini, mereka memperkenalkan konsep pemrosesan sampah organik menjadi pupuk kompos, yang akan mendukung kegiatan urban farming yang telah mereka bangun.Pembangunan tempat pemrosesan sampah organik ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk efisiensi ruang dan teknologi yang ramah lingkungan. Tempat pemrosesan ini dirancang agar mampu mengolah sampah organik, seperti daun kering dan sisa-sisa tanaman, menjadi pupuk kompos yang berkualitas.

Dengan adanya tempat pemrosesan sampah organik ini, diharapkan masyarakat akan lebih termotivasi untuk memilah sampah dan mengelolanya dengan lebih baik. Selain itu, pupuk kompos yang dihasilkan juga akan membantu dalam meningkatkan kesuburan tanah, sehingga mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan produktif.Pemerintah setempat juga memberikan apresiasi atas upaya mahasiswa KKN Kelompok 39 dalam memperbaiki infrastruktur lingkungan. Mereka berharap bahwa inisiatif seperti ini dapat diadopsi oleh wilayah lain untuk menciptakan kota yang lebih hijau dan berkelanjutan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline