Lihat ke Halaman Asli

Solusi Tepat untuk Penglolaan Limbah di Desa Candiwatu

Diperbarui: 18 Januari 2025   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembinaan Biodekomposer/ Doc. Pribadi

Masalah pencemaran sungai terus menjadi perhatian serius, khususnya bagi masyarakat Dusun Wonokoyo, Desa Candiwatu. Sungai yang seharusnya menjadi sumber kehidupan kini justru tercemar oleh limbah organik yang dibuang sembarangan. Limbah rumah tangga, sisa-sisa dapur, hingga dedaunan kering menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan ini. Untuk menjawab tantangan tersebut, program KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menghadirkan solusi praktis dan ramah lingkungan: penerapan model biodekomposer sebagai cairan pembersih alami.

Biodekomposer bukan hanya sebuah teknologi sederhana, tetapi juga metode yang efektif untuk mengelola limbah organik. Cairan ini mampu mempercepat proses penguraian limbah menjadi bahan yang lebih ramah lingkungan. Dalam kegiatan KKN yang dilaksanakan pada Rabu, 15 Januari 2025, di Posyandu Desa Sumberwatu, sosialisasi dan pelatihan tentang biodekomposer diberikan kepada ibu-ibu dan kader PKK. Pendekatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam sekaligus melatih masyarakat agar dapat mempraktikkan pembuatan dan pemanfaatan biodekomposer secara mandiri.

Melalui program ini, masyarakat diajak untuk menyadari dampak buruk dari kebiasaan membuang limbah ke sungai. Edukasi yang diberikan tidak hanya menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga memperkenalkan biodekomposer sebagai solusi konkret. Cairan ini tidak hanya membersihkan limbah, tetapi juga berpotensi menjadi bahan alami untuk meningkatkan kesuburan tanah jika digunakan sebagai kompos. Harapannya, masyarakat mulai beralih dari praktik lama yang merusak lingkungan ke metode pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk membangun kesadaran kolektif di kalangan masyarakat Dusun Wonokoyo. Melibatkan ibu-ibu dan kader PKK sebagai target pembinaan adalah langkah strategis, mengingat peran mereka yang besar dalam membangun kebiasaan keluarga dan komunitas. Dengan pelatihan praktis yang diberikan, mereka tidak hanya memahami konsep biodekomposer, tetapi juga menjadi agen perubahan di lingkungan mereka.

Pada akhirnya, keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Jika diterapkan secara konsisten, biodekomposer dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi pencemaran sungai sekaligus meningkatkan kualitas hidup warga. Kegiatan KKN ini bukan hanya sekadar program temporer, tetapi sebuah langkah kecil menuju perubahan besar---menciptakan Desa Candiwatu yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan. Semoga inisiatif ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengambil langkah serupa dalam menjaga lingkungan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline