Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Adi Saputro

Hallo, saya Muhammad Adi Saputro mahasiswa prodi Sosiologi angkatan 2020 Universitas Muhammadiyah Malang

Gaya Hidup Masyarakat Desa di Era Modern

Diperbarui: 28 Juni 2021   14:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gaya Hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Menurut KBBI, Gaya Hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari golongan manusia dalam masyarakat. Sementara, gaya hidup menurut para ahli adalah Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:210) mengatakan: "Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktifitas, minat dam opininya. 

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya." Gaya Hidup secara garis besar adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya. Istilah gaya hidup pada awalnya dibuat oleh psikolog Austria. Alfred Adler dan Ferdinand the Bull. Pada tahun 1929. Gaya hidup setiap manusia sangatlah berbeda. Seperti cara berpakaian, kebiasaan makan, minum, dan lain-lain Gaya hidup dibagi menjadi dua golongan, yaitu : gaya hidup sehat atau produktif dan gaya hidup bebas atau konsumtif

Penyebab perubahan gaya hidup menurut Amstrong "Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang adalah sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, persepsi, kelompok referensi, kelas sosial, keluarga dan kebudayaan." (Nugraheni, 2003:15). Penyebab perubahan gaya hidup secara garis besar terjadi karena adanya globalisasi yang sangat cepat didukung dengan adanya teknologi canggih sehingga masyarakat bisa mengakses baik berita, pendidikan, gaya hidup, serta sosial budaya yang ada di muka bumi. 

Perubahan gaya hidup yang terjadi sekarang ini dapat dirasakan oleh masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di perdesaan. Dengan adanya teknologi, masyarakat desa memanfaatkan teknologi, seperti : petani mulai menggunakan traktor sawah untuk menggantikan tenaga sapi untuk membajak sawah, hasil gabah yang diambil dari sawah menggunakan alat penggiling untuk mengupas kulit dari beras, dan lain sebagainya. Masyarakat bisa memanfaatkan teknologi, namun ada kekhawatiran yang menyelimuti masyarakat desa tentang teknologi, yaitu penggunaan teknologi yang salah baik anak maupun dewasa.

Dampak dari Perubahan gaya hidup yaitu hal ini terjadi karena kesalahan pemakaian teknologi di masyarakat desa. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh yaitu teknologi yang sudah masuk kedesa, melalui internet dan sosial media yang sudah melekat pada kehidupan sehari-hari, tanpa adanya penyaringan. 

Banyaknya masyarakat desa yang meninggalkan sistem gotong royong, banyaknya masyarakat desa yang mulai apatis demi memenuhi hidupnya serta mulai adanya kurang saling tenggang rasa antar masyarakat desa. 

Penggunaan HP menyebabkan masyarakat bisa bebas untuk berekspresi secara liar dan membuat masyarakat terkena dampak baik psikis maupun yang lain, serta pengguanaan HP untuk menyebarkan berita yang belum tentu benar adanya demi mendapatkan simpati maupun mengkritik sebuah masalah. 

   Menurut Badwilan (2004), penggunaan ponsel dapat membawa dampak-dampak tertentu. Dampak-dampak tersebut dibagi pada aspek psikologis, sosial, keuangan dan kesehatan atau keselamatan jiwa seseorang. Tetapi yang akan dijelaskan disini adalah pada aspek psikologis dan sosial (Badwilan, 2004):

1. Aspek Psikologis
Banyaknya pesan melalui SMS yang berisi ajakan-ajakan bersifat rasisme dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Contohnya yang marak ditemukan adalah pesan yang berisi pemboikotan barang produksi Amerika.

2. Aspek Sosial
Salah satu hal yang sering terjadi adalah tindakan seseorang yang membiarkan ponsel miliknya tetap dalam keadaan hidup atau aktif sehingga mengeluarkan bunyi yang nyaring. Selain itu penggunaan ponsel sebagai media komunikasi tidak langsung dapat menurunkan kualitas dan kuantitas dari komunikasi secara langsung (tatap muka). Sering terjadi kesalah pahaman dalam pemaknaan pesan melalui komunikasi secara tidak langsung.

   Menurut Bungin (2009) dampak penggunaan handphone antara lain :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline