Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Abrar

Lecturer FEBI UIN AR-RANIRY Banda Aceh, Indonesia

Dies Natalis HMI Ke-78; Mengokohkan Peran HMI dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 5 Februari 2025   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

78 Tahun HMI untuk Kedaulatan Bangsa (Sumber: Dok Pribadi)

Hari ini, kita memperingati Dies Natalis ke-78 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sebuah momentum bersejarah yang bukan hanya sekadar perayaan usia, tetapi juga refleksi atas perjalanan panjang organisasi ini dalam membentuk karakter mahasiswa Islam yang berwawasan luas, berintegritas tinggi, dan berkontribusi nyata bagi bangsa dan negara.

Sejak didirikan pada 5 Februari 1947 oleh Lafran Pane di Yogyakarta, HMI telah menjadi rumah bagi mahasiswa yang ingin memperjuangkan nilai-nilai Islam dan kebangsaan dalam satu nafas perjuangan. Sebagai organisasi yang terus berkembang, HMI selalu berusaha menyesuaikan diri dengan tantangan zaman tanpa meninggalkan jati diri dan nilai-nilai fundamentalnya.

Refleksi 78 Tahun Perjuangan HMI

Selama lebih dari tujuh dekade, HMI telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah Indonesia. Organisasi ini telah melalui berbagai fase perjuangan, mulai dari mempertahankan kemerdekaan, menghadapi transisi politik, menegakkan demokrasi, hingga menghadapi tantangan di era digital dan globalisasi saat ini.

Sebagai organisasi mahasiswa Islam yang bersifat independen, HMI selalu berada di garis depan dalam memperjuangkan keadilan, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat. HMI juga telah melahirkan banyak pemimpin di berbagai sektor, mulai dari politik, pemerintahan, akademisi, hingga dunia usaha.

Perjalanan panjang ini menunjukkan bahwa HMI bukan sekadar organisasi mahasiswa biasa, melainkan sebuah gerakan intelektual dan sosial yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk arah kebijakan dan perkembangan bangsa.

HMI dan Tantangan Zaman

Di era yang terus berubah dengan cepat, HMI menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Globalisasi, revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, perubahan sosial, hingga pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat menuntut HMI untuk terus beradaptasi dan berkembang.

Beberapa tantangan utama yang harus dihadapi oleh kader-kader HMI di masa depan antara lain:

1. Perubahan Pola Kepemimpinan
Di tengah arus demokrasi yang dinamis, HMI harus mampu melahirkan pemimpin yang memiliki integritas tinggi, bukan sekadar pemimpin yang hanya mengejar kekuasaan.

2. Transformasi Digital
Era digital menuntut HMI untuk mampu memanfaatkan teknologi dalam menyebarkan dakwah intelektual, membangun jaringan, serta berkontribusi dalam dunia pendidikan dan ekonomi berbasis digital.

3. Radikalisme dan Polarisasi Politik
Di tengah meningkatnya polarisasi politik dan ancaman radikalisme, HMI harus tetap berpegang teguh pada prinsip Islam yang rahmatan lil 'alamin dan memperjuangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Ketimpangan Ekonomi dan Sosial
Sebagai organisasi mahasiswa Islam, HMI harus lebih proaktif dalam menyuarakan solusi atas berbagai ketimpangan ekonomi dan sosial yang masih terjadi di masyarakat.

Mengokohkan Peran HMI Menuju Indonesia Emas 2045

Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, HMI memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi muda yang mampu menghadapi tantangan global dengan semangat kebangsaan dan nilai-nilai Islam yang kuat.

Beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan HMI dalam menyongsong masa depan antara lain:

1. Meningkatkan Kualitas SDM Kader HMI
HMI harus terus melakukan kaderisasi berbasis intelektual, kepemimpinan, dan entrepreneurship agar kader-kadernya siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

2. Mengembangkan Pemikiran Kritis dan Inovasi
Di era yang penuh dengan tantangan dan perubahan, kader HMI harus memiliki pola pikir yang kritis dan inovatif untuk menciptakan solusi yang berdampak nyata bagi masyarakat.

3. Memperkuat Peran dalam Sektor Ekonomi dan Teknologi
Selain aktif dalam dunia akademik dan politik, kader HMI juga harus mampu berkontribusi dalam sektor ekonomi, teknologi, dan industri kreatif agar tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga pelaku perubahan.

4. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
HMI harus tetap menjadi jembatan pemersatu di tengah keberagaman, baik dari segi suku, agama, maupun pandangan politik, sehingga mampu menjaga keutuhan NKRI.

5. Memperkuat Identitas Keislaman dan Keindonesiaan
Sebagai organisasi Islam, HMI harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman yang inklusif dan moderat serta memperkuat rasa cinta tanah air dalam setiap perjuangannya.

Menghayati Masa Depan: Membangun Peradaban dengan Semangat Perjuangan

Menyongsong masa depan bukan hanya soal menghadapi tantangan, tetapi juga soal bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menjadi bagian dari solusi.

Kader HMI harus mampu melihat jauh ke depan, tidak hanya terjebak dalam dinamika politik sesaat, tetapi juga berpikir visioner untuk membangun peradaban yang lebih maju. Dengan semangat "Yakin Usaha Sampai", HMI harus menjadi pelopor dalam membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa dan dunia.

HMI bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang masa depan.
HMI bukan hanya tentang kaderisasi, tetapi juga tentang peradaban.
HMI bukan hanya tentang diskusi, tetapi juga tentang aksi nyata.

Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga marwah HMI dan terus memperjuangkan cita-cita besar organisasi ini. Mari kita jadikan Dies Natalis HMI ke-78 ini sebagai momentum untuk semakin mengokohkan peran kita dalam membangun Indonesia yang lebih maju, lebih sejahtera, dan lebih berdaya saing di kancah global.

Dengan semangat kebersamaan, intelektualitas, dan perjuangan, kita yakin bahwa HMI akan terus menjadi bagian dari sejarah besar Indonesia.

Selamat Dies Natalis HMI ke-78!

Yakusa! Yakin Usaha Sampai! 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline