Lihat ke Halaman Asli

muhammad abdurrafinaufal

Mahasiswa , cukup aktif dalam beberapa organisasi dan aktivis serta berjualan

Kisah Pendek "Beratnya Amanah Jabatan"

Diperbarui: 21 April 2019   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari amirul mukminin umar bin abdul aziz ingin mengangkat seorang qhadi (hakim) dibashrah yang akan menghukum dengan hukum allah tanpa getar dan gila pujian, pilihannya terjatuh pada dua calon yang sama-sama tangguh, hingga sulit dipastikan mana yang lebih layak dipastikan sebagai qhadi mereka berdua adalah iyas bin muawiyah dan al-qosim bin rabi'ah, khalifahpum mengamanahkan gubernur irak adi bin arthah untuk memutuskannya

Adi lalu mempertemukan iyas dan alqosim untuk berembug siapa, siapa dari keduanya yang sanggup menjadi qhadi, tapi keduanya sama-sama ingin menghindar, iyas menganggap al-qosim lebih utama sedangkan al-qosim memandang bahwa iyas lebih utama darinya, masing-masing menyebutkan keutamaan ilmu dan kefaqihan rekannya, karena belum ada titik terang adi berkata kalian tidak boleh keluar dari sini sebelum kalian memutuskannya,

"Wahai amir, anda bisa menanyakan diriku dan al-qosim kepada dua fuqahaa irak ternama yaitu hasan al-basri dan muhammad bin sirrin, keduanyalah yang paling mampu membedakan antara kami berdua." iyas mengatakan seperti itu dikarenakan al-qosim merupakan murid dari kedua ulama tersebut, sedangkan iyas sendiri tidak memiliki hubungan apa-apa dengan mereka, al-qosim memahami siasat iyas kalau pemimpin itu bermusyawarah dengan kedua orang itu, tentulah ia akan memilih ia dan buka iyas, maka ia segera menoleh kepada adi dan berkata,

"Wahai amir janganlah anda menanyakan perihal kepada siapapun, demi allah yang tiada tuhan selainnya iyas lebih mengerti tentang agama allah dari pada aku dan ia lebih mampu untuk menjadi hakim, bila aku bohong dalam sumpahku ini maka tidak patut anda memilihku karena itu berarti memberikan jabatan kepada orang yang cacat, bila aku jujur anda tidak boleh mengutamakan yang lebih rendah sedangkan disini ada yang lebih utama."

Iyas lalu berpaling kepada amir dan berkata "wahai amir anda memanggil orang untuk menjadi hakim, ibaratnya anda meletakkan ia ditepi jahannam, lalu orang itu hendak menyelamatkan dirinya dari sumpah palsu yang ia bisa menebus sumpah itu dan selamatlah ia dari apa yang ditakutinya

Maka adi pun berkata kepada iyas " orang yang berpandangan seperti dirimu inilah yang layak untuk menjadi hakim " lalu diangkatlah iyas sebagai qadhi di bashrah

wallahu a'lam bisshawab

walhamdulillahi rabbil alamin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline