Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Rasyid Ridho

Mengabdi di Pondok Pesantren Al-Ishlah. Suka membaca dan menulis. Suka mengajak orang baca buku dan menulis. Suka jualan buku. Menulis banyak tulisan di media massa cetak ataupun online. Telah menulis belasan buku antologi dan satu buku solo kumpulan puisi "Kita Adalah Cinta."

Jaka Wulung #3 (Pendekar Bunga Matahari)

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misteri Pendekar Bunga Matahari

Judul                            : Jaka Wulung  #3 (Pendekar Bunga Matahari)

Penulis                          : Hermawan Aksan

Penerbit                       :Bentang Pustaka

Editor                          : Dhewiberta

Tahun Terbit                :September, 2013

Jumlah Halaman          : 222 halaman

ISBN                           :  978-602-8811-89-7

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Pendiri Klub Pecinta Buku Booklicious.

Cerita silat tak pernah lekang oleh zaman, selalu saja banyak pembaca yang suka dan menanti. Dulu ada Kho Ping Hoo yang terus melegenda hingga saat ini, hingga zaman terus berjalan pembuat karya tulis silat pun terus ada. Salah satunya Hermawan Aksan yang menulis Jaka Wulung.

Jaka Wulung adalah pendekar muda yang memiliki kemampuan hebat, bahkan ada yang menjulukinya titisan Bujangga Manik. Dalam budaya Sunda Bujangga Manik sangat terkenal, karena dia adalah seorang raja. Nama aslinya Prabu Jaya Pakuan. Namun dia lebih suka menjalani hidupnya sebagai resi dan suka melakukan perjalanan. Dalam sejarah perjalanannya tercatat telah sampai ke Bali. Jaka Wulung diceritakan pernah belajar pada Bujangga Manik tersebut.

Novel silat karya Hermawan Aksan ini terdiri dari tiga seri. Pada seri terakhir yang berjudul Pendekar Bunga Matahari diawali dengan  perjalanan laut Jaka Wulung dan pendekar perempuan berdarah cina, Ciang Hui Ling yang biasa dipanggil Lingling. Mereka bertujuan untuk sampai ke Pelabuhan Kalapa.

Dalam perjalanan tersebut, mereka berdua sering ngobrol berdua di luar kapal. Seringkali dibubuhi canda-tawa, hingga akhirnya mereka berdua merasakan yang sama, yaitu saling mencintai. Namun, tidak lama mereka akan bertemu, karena nanti akan segera berpisah karena berbeda tujuan. Lingling akan kembali ke tempat gurunya di dekat sungai Ci Liwung, sedangkan Jaka belum tahu ke mana dia akan pergi, yang jelas dia akan terus berjalan.

Di Pelabuhan Kalapa ada masalah yaitu terbunuhnya orang dengan tertancapnya besi berbentuk segitiga di lehernya, sehingga membuat kekacauan dan ketakutan banyak orang. Di Sungai Ci Liwung Lingling dan Jaka bisa menyelesaikan masalah penculikan anak perempuan seorang Portugis, Henrique. Meski sempat ada salah paham antara Jaka dan Henrique, namun sudah jelas.

Sesampainya di rumah gurunya, Lingling harus sedih karena rumah gurunya telah terbakar. Inilah yang menjadi misteri siapakan orang yang membuat kekacauan di Pelabuhan Kalapa? Dan Siapakan yang membakar rumah guru Lingling? Siapakah Lingling Pendekar Matahari sebenarnya? Karena dua hal yang menarik penasaran ini, buku ini layak diikuti.

Selain itu buku 222 halaman ini, menawarkan kelebihan agar pembaca tertarik membaca. Pertama, cerita silatnya tidak sulit untuk diikuti, karena ditulis dengan bahasa ringan. Kedua, buku ini ditulis oleh yang cukup banyak menulis tentang  cerita silat, jadi Insya Allah bagus. Ketiga, tidak tertebak dan diselimuti misteri. Buku yang sangat cocok bagi Anda yang suka sekali kisah silat atau Anda atlet silat. Selamat membaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline