Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ichsan

Menyukai seni sastra, sosial dan budaya

Film Wild Tales, Kegilaan Tak Terduga

Diperbarui: 14 Agustus 2016   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Film Wild Tales dari situs reelmoviemondays

Pelampiasan emosi negatif pada tingkat yang ekstrim sungguh tak bisa dibayangkan. Orang bisa kehilangan kontrol diri, bahkan nyawa sekalipun ketika terseret terlalu dalam oleh perasaan menyakitkan sedemikian rupa.


Adalah Wild Tales (2014), sebuah film komedi satir yang mencoba untuk mengungkapkan ancaman sisi gelap tersembunyi dalam jiwa tiap individu. Berwujud kekuatan misterius yang mampu merusak diri dan menghancurkan kehidupannya.

Film ini menyajikan kisah-kisah liar yang amat dramatis dalam kenyataan sehari-hari. Kegilaan tak terduga yang menyebabkan orang sinting seketika akibat hasutan kemarahan, kebencian, dendam yang rumit, cemburu buta dengan perasaan sakit akibat kesetiaan yang dikhianati.    

Disutradarai oleh  Damián Szifron, Wild Tales mengemas enam film pendek yang berbeda menjadi satu dengan tetap menjaga daya pikatnya masing-masing melalui dramatisasi yang kian memuncak.

Film berbahasa Spanyol dengan durasi 122 menit ini judul aslinya adalah Relatos Salvajes. Hasil kerja kreatif dari Rumah Produksi El Deseo S.A dan mulai bisa disaksikan sejak tahun 2014. Pembuatan film Wild Tales hingga menjadi sebuah karya sinematografi bertendensi humor tragedi dramatik agaknya melibatkan andil nama-nama besar. Seperti Pedro Almodóvar yang juga dikenal sebagai sutradara Spanyol kawakan sebagai produser. Untuk urusan sinematografi ditangani oleh Javier Julia. Bintang-bintang utamanya antara lain Ricardo Darín, Oscar Martínez, Leonardo Sbaraglia, Erica Rivas, Rita Cortese, dan Julieta Zylberberg. Sedangkan Gustavo Santaolalla bertanggung-jawab pada penyajian musik yang menghidupkan suasana dalam film ini.

Berbeda Tapi Satu Tema

Wild Tales (2014) dibagi menjadi enam segmen dengan masing-masing judul yang berbeda. Sekalipun memuat cerita yang berlainan, tema dari tiap segmennya tetap mengusung tema menyoal prilaku ekstrim individu (maniak) akibat tekanan besar emosi negatif. Mari simak deskripsi naratif singkat merangkum masing-masing segmen yang ada dalam film tersebut.

1. Pasternak

Boris Pasternak telah begitu banyak mengalami kekecewaan dalam kehidupannya. Didikan keras orang-tua mengakibatkannya menderita di masa kecil. Teman-temannya yang melecehkan, dan sang kekasih yang selingkuh justru dengan teman dekatnya sendiri. Ia mengalami depresi dan meminta bantuan pada seorang psikiater. Malangnya, Pasternak tidak menemukan jalan keluar dari belitan permasalahannya. Sang psikiater yang ’mata duitan’ malah menaikkan biaya konsultasi bagi dirinya sekalipun belum mampu memberi bimbingan konseling terbaik. Ia semakin kalut. Ketika telah mencapai puncak kegamangan jiwa akibat segenap kesulitan tak terpecahkan, justru pada saat itulah ia menemukan solusi fantastis – mengajak semua orang yang telah menyakitinya agar sudi pergi bersama-sama menuju alam kematian.

Paternak lalu mengirimkan sejumlah tiket pesawat untuk mereka agar bisa terbang bersama, mengunjungi sebuah ’tempat’ yang telah dipilihnya – tanah kematian. Ia sendiri berperan sebagai pilot dalam pesawat itu. Mereka pun mengangkasa. Ketika telah sampai pada ketinggian memadai, tiba-tiba Pasternak dengan kecepatan tinggi mulai menukikkan pesawat ke bawah menuju daratan.

Hebatnya lagi ia tak lupa untuk mampir ke rumah orang-tuanya. Barangkali ia tak hendak bila kedua orang-tuanya ketinggalan ikut plesiran. Sungguh anak yang berbakti. Jatuhlah pesawat itu tepat di hadapan ayah dan ibunya yang sedang santai menikmati minuman hangat sambil membaca. Byaaarrr.. Semua menyerpih terserak. Tak ada yang tersisa. Selamat, Pasternak.. Anda telah berhasil!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline