Lihat ke Halaman Asli

Anningzhuang

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anningzhuang

Jangan engkau cari kedamaian di luar sana, karena sesungguhnya sebaik-baik kedamaian adalah output dari upaya kita menjaga akal sehat dan hati nurani.

Seringkali ada upaya untuk mencari sebab ‘tidak damai’ tanpa pernah kita berpikir bahwa kesempurnaan Tuhan merajai ciptaan-Nya, Manusia. Tak ada ciptaan seindah dan sekomplit manusia, cenderung sempurna.!

Bekal primordial, kesadaran dengan hati nurani dan akal sehat menjadi pembeda kita dengan ciptaan lainnya. Malaikat sekalipun dalam beberapa referensi diciptakan dengan kepatuhan yang sudah berjalan otomatis, terberi. Potensi tersebut meniscayakan mereka tak harus mempertanggungjawabkan apapun yang dilakukannya, mereka bekerja atas ‘kehendak-Nya’.

Di dalam manusia, kehendak Ilahi dijadikan sebagai potensi mengaktual. Ia akan bekerja ketika digerakkan atas kesadaran kemanusiaan. Atas kesadaran itu juga sehingga kita manusia atas segala apa yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya kecuali mereka yang gila dan belum akil baliqh.

Antrian kabar tak sedap membuat kita hampir kehilangan kesadaran akan kasih sayang Tuhan yang tak pernah habis. Seperti frustasinya Negarawan dan oratur ulung Marcus Tullius Cicero dengan jeritan O Tempora, O Mores! (Oh Waktu, Oh Tabiat!) ketika upaya perang terhadap korupsinya tak kunjung membuat sadar Kekaisaran Romawi.

Frustasi, kegalauan, dan teman-temannya menjadi akibat dari ketidakmampuan kita menjaga hati nurani dan akal sehat. Imunitas atau daya tahan kesadaran kita lambat laun menurun menjadikan disorientasi yang berujung pada penyimpangan dari yang hanif/benar. Semakin dibiarkan maka semakin ia tumbuh membesar, menggerogoti, dan abai terhadap “anggukan universal”.

Anningzhuang yang berarti ‘tempat yang damai’ terletak di dalam diri kita masing-masing. Kita yang berdaulat penuh atas segala kedamaian di dalam diri. Modalnya hati nurani dan akal sehat. Mereka yang berhasil menjaganya maka akan baik seluruhnya, begitupun sebaliknya.

Selamat merawat akal sehat dan hati nurani, selamat menemukan anningzhuang!

Menulis di udara, medan-jakarta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline