Lihat ke Halaman Asli

"Engkau ke Mana Pagi Ini?"

Diperbarui: 3 November 2015   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pagi,
kata yang terucap,
kala gelap telah berlalu,
kala sang surya telah memuntahkan sinarnya 
menelanjangi bumi dan segala isinya,
kala suara gemuru bis kota dan kereta menerobos kesunyian,

semua tiba tanpa kata dan sapa,
anak jalanan dan burung gereja di sudut kota,
lalu kapan kita akan berkedip,
menikmati embun dan suara camar yang syahdu,
dibalik pohon dan gunung,
yang senantiasa menjadi perantara kita dan cahaya sang surya,

lalu,
siapa yang akan menelan masa,
begitu saja,
sementara,
para jendela mulai bertebaran gordeng warna warni,
yang menghiasi hiruk pikuknya dunia,
serta kesesakan kota,

yang selalu di huni oleh para demonstran,
dan karyawan sepi,
yang terlantar dalam jasa dan pengorbanan,
namun, kemana kita harus mencari,
ap-akah pada senyum anak senja,
atau pada lentera suro di buta pagi, 

lalu aku melangkah pergi tanpa jejak dan tanpa kata,
pada pagi dan sunyi kota,
lalu,
engkau keman pagi ini?,

Tarakan, 3 Mei 2014
MA

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline