Lihat ke Halaman Asli

Investasi Paling Berharga

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Subhanallah, luar biasa” ucap saya dalam hati karena terkagum-kagum ketika melihat seorang anak balita yang tiba-tiba menirukan gurunya bernyanyi balonku ada lima yang iya dapat dari sekolah tanpa diperintah siapapun, padahal di sekolah sang anak terlihat sibuk sendiri ketika guru mengajarkan bernyanyi dan terlihat tidak memperhatikan. Anak yang belum genap 3 tahun itu memang tidak diingatkan gurunya walau tidak memperhatikan karena belum usia sekolah tetapi dapat menirukan lagu gurunya walau dia tidak memperhatikan.

Anak di usia 3 tahun ke bawah adalah masa-masa meniru, bahkan bisa disebut super peniru. Mereka tidak bisa belajar seperti orang dewasa yang belajar dengan perkataan atau bacaan. Mereka di masa emas ini dapat belajar dengan cepat dari orang-orang di sekitar dan lingkungannya. Kita lihat saja bagaimana proses perkembangan putra dan putri ustadz Mutamimul Ula yang kesemuanya menjadi penghafal Al Qur’an, setiap hari putra-putri beliau terbiasa mendengar dan berada di lingkungan Al Qur’an. Sebaliknya, anak-anak yang tumbuh di lingkungan terminal tanpa ada yang memperdulikan pendidikan mereka, mereka sangat pandai berkata-kata kotor, ringan berbuat kasar, dan lain sebagainya karena itulah yang ada di sekitar mereka.

Dan seorang anak lahir ke dunia ibarat kertas putih yang di pojok kiri atas sudah tertuliskanTauhidullah”. Setiap anak yang lahir ke dunia sudah mengesakan Allah SWT walaupun mereka lahir dalam keluarga non muslim sekalipun. Kemudian orang tualah yang menjadikan seorang anak itu penganut agama tertentu. Kita yang yang dapat menyambut kelahiran anak kita dalam keadaan muslim jangan berbangga dulu walau kita sudah bisa mengarahkan anak kita beragama Islam, kita masih punya tugas berat dalam menuliskan goresan tinta selanjutnya.

Di zaman globalisasi ini, alat-alat komuniasi dan informasi berkembang sangat pesat. Perkembangan ini tentunya menambahakan pihak-pihak lain dalam menggoreskan tinta di lembaran kertas anak-anak kita. Kita harus lebih hati-hati dan waspada. Kita harus pandai-pandai mensiasati agar penggores-penggores yang mewarnai anak kita tidak sampai bertahan lama di lembaran mereka. Ambil contoh seorang anak yang di rumahnya tidak pernah mendengar kata-kata kotor tetapi ketika pergi ke sekolah dan kebetulan mendengar ada orang yang berkata kotor ketika sedang marah dan sampai di rumah anak itu pun menirukan. Kita harus segera memberikan pengertian agar tidak keterusan.

Kita sebagai orang tua tidak cukup hanya memenuhi materi tanpa memenuhi kejiwaannya. Dan kejiwaan anak tidak cukup hanya diserahkan kepada guru, pembantu atau bahkan baby sister. Kita sebagai orang tua jangan sampai disibukkan dengan mencari nafkah tetapi mengesampingkan pendampingan terhadap anak. Jangan sampai kita bangga atas prestasi anak kita tetapi kita hanya sedikit punya andil dalam mendidiknya bahkan cuma bisa memberi materi saja. Jangan sampai anak kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan karena hanya dididik baby sister yang hanya lulusan sekolah dasar.

Investasi yang paling berharga yang dapat memuliakan kita di dunia maupun di akhirat bukanlah berupa deposit di bank atau saham di perusahana ternama tetapi anak kita, apabila kita berhasil mendidik anak dengan baik bisa mengangkat martabat kita di masyarakat dan derajat kita di akhirat. Hanya do'a anak sholeh yang bisa meringankan dosa kita kelak di alam akhirat, bukan harta kita atau titel kita. Marilah kita optimalkan mendidik anak kita agar bisa menjadi investasi kita yang paling berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline