Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan Melihat Ibukota

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dingin pagi ini
Beton-beton terbujur kaku
Lurus terbungkus kaca
Pekerja sibuk lalu-lalang
Muda-muda kayuh sepeda terbaru dari negeri sakura
Tua-tua letih,kaku keras menarik papan besi tua
Sang surya malu berkaca
Rupanya sang cermin telah berpindah ke beton-beton

Lampu temaram
Redup mulai
Enggan mati sebelum padam

Eh..
Ada bocah kecil lari-lari
Hampiri Mobil sakura penuh sesak
Berdendang lagu orang dewasa
Suara berisik bercampur tawa
Tak peduli

Mata Bocah lari ke jalan
Mata penumpang jatuh ke tangan lihat jam berdetak..

Kiranya lupa membawa penghapus tinta merah absen karyawan

Bibir bocah komat-kamit membaca mantra

Agar si penumpang buang kertas untuk membungkus perut agar tetap kencang

Bocah Kecil…
Mimpi bintang-bintang berkedip
Penghuni mobil sakura
Mimpi matahari tampakkan rona aslinya..

Kepastian…
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang berani mimpi
Aku suka pada pagi hari yang berlucut debu
Malam yang terlewati penuh mimpi

Dari pinggiran kota
Terus berlalu

Ke Ibukota

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline