Lihat ke Halaman Asli

Fokus Kuliah, atau Organisasi?

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah "apresiasi" untuk para pengurus organisasi yang sedang membuka Pendaftaran Latihan Kader (LK). Selain sebagai program kerja, adanya Stand Pendaftaran Organisasi ini juga berfungsi sebagai sarana untuk membantu mahasiswa yang ingin berorganisasi agar bisa mengembangkan bakat organisasinya. Akhir-akhir ini di sebagian kampus di Jogja banyak sekali Organisasi yang membuka pendaftaran Latihan Kader (LK) buat para mahasiswa/mahasiswi baru.

Mulai dari organisasi intra sampai ekstra kampus. Tapi kenapa Stand Pendaftaranya harus saling bersebelahan antara organisasi satu dengan yang lainya, misalnya antara organisasi HMI dan PMII, atau PMII dengan IMM.  Mungkin bagi mereka (pengurus organisasi) yang berada di Stand itu enak-enak saja, tp apakah mereka tidak memikirkan betapa bingungnya mahasiswa baru yang ingin mendaftar. Bingung mau daftar yang mana, apakah HMI, PMII, atau IMM. Karena setahu penulis di SMA itu tidak ada sosialisasi Organisasi yang ada di jogja... hehehe, dan antara HMI, PMII, IMM pasti memiliki cara yang berbeda dalam mengkader, dan hasilnya pun berbeda. jadi wajar kalau banyak mahasiswa yang salah daftar organisasi. Bukanya senang palah tertekan.

Mungkin akan lebih baik jika organisasi itu tidak saling berebut dalam mencari kader, karena seharusnya mahasiswa yang butuh organisasi, bukan organisasi yang butuh mahasiswa. Tapi mungkin karena kebaikan para pengurus organisasi jadi hasilnya seperti sekarang ini. Hampir semua organisasi berebut untuk mendapatkan kader sebanyak-banyaknya. Masihkah organisasi mementingkan kualitas...? atau hanya mementingkan kuantitas...?

Bukanya Bung Karno, Presiden pertama kita pernah mengatakan Beriaku 10 Pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Tapi mengapa palah saling berebut calon kader, apakah dengan lebih banyak kader maka lebih banyak kemungkinan untuk memajukan organisasi...? bukanya dengan semakin banyak kader malah semakin banyak juga kemungkinan mundurnya organisasi itu. Karena tidak semua mahasiswa ingin sungguh-sungguh dalam berorganisasi, ada yang sekedar ingin coba-coba, ada yang ingin cari teman, ada yang ingin cari pacar, ada pula yang tidak tau tujuanya kenapa masuk organisasi.  Di sisi lain, orang tua pun tidak suka ketika anaknya masuk organisasi, karena takut anaknya “terlena” di organisasi sehingga kuliahnya kuwalahan.

Perlu banyak pertimbangan dalam memilih organisasi di kampus. Tidak sedikit organisasi yang menyebabkan menurunya nilai IPK, dan menjadikan mahasiswa suka melawan kebijakan kampus. Apakah tujuan organisasi itu menjadikan mahasiswa menjadi seorang pembangkang.? Karena didikan organisasi pasti menjadikan mahasiswa menjadi kritis se’kritis-kritisnya. Dan tidak jarang mahasiswa yang lama kuliah gara-gara fokus organisasi. Bukanya menyalahkan organisasi, di konstitusi pasti tertulis untuk memajukan inteletualnya, tp jarang sekali bagian ini di perhatikan. Seolah-olah aktivis itu kuliahnya harus lama. Padahal seharusnya aktivis memberi contoh kepada mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi dengan menjadi mahasiswa yang ber’intelektual.

Sebagian aktivis memang bisa menjadi yang terbaik di antara teman-teman yang tidak ikut organisasi, tetapi mengapa banyak sekali yang memandang rendah terhadap IPK. Bukanya IPK sebagai bukti formal akan intelektual seseorang. Kayaknya siih... hehe... Memang banyak yang bisa kita dapatkan di organisasi, yang menjadi pertimbangan itu ketika kita lalai terhadap kuliah kita. Kuliah lama, itulah yg sering terdengar ketika berada di lingkungan organisasi. Menurut sebagian orang kuliah lama asalkan ikut organisasi memang tidak masalah. Tapi akan lebih baik ketika seorang aktivis mengutamakan kuliahnya, bukan organisasinya.

Organisasi memang penting, tapi kuliah itu lebih penting. Karena untuk saat ini mahasiswa tidaklah bisa membahagiakan orang tuanya dengan menjadi aktifis. Karena orang tua hanya ingin anaknya dapat nilai “IPK” yang tinggi. Penulis bukan bermaksud melarang organisasi, tp mengingatkan agar jangan meningkalkan kewajiban mahasiswa (kuliah). Karena organisasi itu sangat penting untuk mahasiswa. Berorganisasilah dengan tidak melupakan kuliah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline