Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Wildan

Freshgraduate at Public Health Sriwijaya University

Sederhana, Namun Bermakna di Mata Mereka

Diperbarui: 1 Oktober 2024   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengetahui bahwa adanya program ini membuat hati tergerak untuk membantu pendidikan di Indonesia terutama di wilayah 3T. Sejak masa pendaftaran-pelepasan banyak hal-hal yang dirasakan. Saat memantapkan pilihan untuk mengikuti program ini sejak finalisasi pendaftaran terkadang rasa keraguan muncul, "apakah nanti bisa memberikan yang terbaik untuk membantu pendidikan di Indonesia? Dan rasa itu semakin meningkat saat selesai melaksanakan survei kebhinekaan terdapat hal yang kurang memuaskan sehingga hanya berserah kepada Allah SWT semoga mendapatkan yang terbaik.Tiba masa pengumuman dan Alhamdulillah menjadi salah satu peserta dari sekian ribu pendaftar yang dinyatakan lulus seleksi dan mengikuti pembekalan, penugasan, dan pelepasan hingga selesai. Saat tiba di sekolah, beberapa pasang bola mata melihat dan tertuju ke kami saat pertama kali menginjakkan kaki ke sekolah dan disambut hangat oleh warga sekolah.

Saya dan teman satu tim mengunjungi beberapa kelas untuk bersapa dan menjelaskan apa tujuan kami datang. Setelah sekian lama hari demi hari masa penugasan, banyak cerita menarik, hal-hal baru, dan pembelajaran baru yang direfleksikan dan diambil hikmah dari setiap kegiatan yang ada.
Beberapa kesan yang didapatkan selama penugasan:
- Karakteristik siswa yang beragam
- Pengalaman pertama melihat petani karet memanen karet dari jendela kelas
- Pengalaman pertama makan pindang (mungkin beberapa mahasiswa rantau mengalami hal yang sama)
- Siswa kelas 3 hanya 3 orang
- Siswa kelas 4 merupakan kelas yang insyaallah baik dalam menjalankan kewajiban sebagai muslim
- Mengetahui bahasa dan budaya di desa sekolah yang sedikit berbeda dengan domisili asal
- Serta pengalaman naik bentor dengan jarak tempuh "terjauh"


Saat masa penugasan pula, sesaatnya sampai disekolah langsung diserbu dengan hangatnya sambutan siswa walaupun belum sepenuhnya menuruni kendaraan. Disinilah rasa haru dan mengertinya arti bagaimana sosok pendidik dalam memberikan ilmu yang tidak akan putus kedepannya.


Hari demi hari berlalu, rangkaian kisah di ruang-ruang kelas merdeka semakin terbentuk, tiba masanya pengabdian berakhir. Masih banyak rasa pengabdian yang kurang, ada hal yang dirasa masih belum sempurna dalam menjalankan masa penugasan ini, ada hal yang belum tercapai sesuai harapan, terkadang rasa bersalah muncul ketika bagaimana nanti siswa kedepannya jika kami benar-benar meninggalkan sekolah ini, yang sangat membutuhkan campur tangan dan inovasi-inovasi lainnya dalam proses pembelajaran. Peningkatan akan literasi dan numerasi yang merupakan kunci dalam kehidupan sehari-hari dirasa masih kurang dalam proses pengabdian ini. Saya pribadi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada mas Nadiem karena telah membantu memfasilitasi mahasiswa dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka melalui program Kampus Mengajar Angkatan 3, masa penugasan ini mungkin banyak hal-hal yang belum sempurna. Kesalahan, kekurangan, dan perbedaan persepsi mungkin ada didalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline