Lihat ke Halaman Asli

Muhammad ArifHidayah

Mahasiswa di UIN Raden Mas Saidd Surakarta

Pengaruh Budaya Luar Terhadap Bahasa Nasional Indonesia di Masa Kini

Diperbarui: 22 Desember 2024   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seiring berkembangnya zaman banyak sekali perubahan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari. Baik itu dari segi sosial, budaya, bahkan bahasa. Westernisasi sendiri memiliki arti proses meniru pola pikir, gaya hidup, dan budaya dari orang barat secara berlebihan. Proses meniru inilah yang akan menjadi sebuah ancaman kedepannya apabila kita tidak dapat menyaringnya terlebih dahulu, terutama pada penggunaan bahasa nasional yang baik. Westernisasi dapat menimbulkan dampak negatif jika kita tidak bijak dalam menyaring dan memilahnya. Dalam kehidupan sehari-hari, westernisasi bisa mempengaruhi pola pikir kita, cara kita berkomunikasi, dan hubungan sosial. Tanpa seleksi yang tepat, pengaruh ini bisa merubah cara kita berinteraksi dengan orang lain

Bahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia di sehari-hari. Bahasa nasional negara Indonesia sendiri adalah Bahasa indonesia. Bahasa Indonesia merupakan sebuah bukti sejarah yang telah diperjuangkan sejak lama. Maka dari itu sudah sewajarnya untuk kita menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar serta melestarikan agar tetap bertahan ditengah gempuran globalisasi dan westernisasi, karena kedua hal itu merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan selama perkembangan dan kemajuan terjadi, mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus menghadapinya, karena westernisasi dan globalisasi sudah pasti akan menyebar kesetiap penjuru dunia.

Perubahan Gaya Bahasa

Dikehidupan sehari-hari kita telah melihat berbagai kejadian, baik bagaimana kita bersikap dan berkomunikasi. Nah, pada poin berkomunikasi inilah sering terjadi kesalahan penggunaan bahasa, karena para remaja lebih menyukai menggunakan bahasa gaul daripada bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini juga disebabkan oleh pengaruh budaya barat ata westernisasi. Sebagai contoh pengaruh westernisasi terhadap bahasa dapat dilihat dari munculnya fenomena "Bahasa Jaksel".

Bahasa Jaksel merupakan bahasa gaul yang populer di kalangan remaja, terutama di wilayah Jakarta Selatan. Bahasa ini dikenal sebagai campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yang sering kali digunakan dalam percakapan sehari-hari. Penggunaannya tak hanya terbatas pada kalangan remaja, tetapi juga meluas di kalangan anak muda di kota-kota besar lainnya, berkat pengaruh media sosial dan pergaulan digital. Salah satu ciri khas bahasa Jaksel adalah kecenderungannya untuk menggabungkan kata-kata dari Bahasa Inggris ke dalam struktur Bahasa Indonesia, yang terkadang mengubah makna atau cara penggunaan kata tersebut dalam konteks bahasa sehari-hari. Beberapa istilah populer dalam bahasa Jaksel antara lain: 1) Jujurly,Kata ini merupakan gabungan dari "jujur" dalam Bahasa Indonesia dan akhiran "-ly" yang diambil dari Bahasa Inggris. "Jujurly" digunakan untuk menekankan kejujuran atau menyatakan sesuatu dengan cara yang lebih santai. Misalnya, "Jujurly, gue nggak suka deh sama film itu." 2) OTW, Singkatan dari "on the way", yang berarti "sedang dalam perjalanan". Biasanya digunakan dalam percakapan untuk memberitahukan bahwa seseorang sedang menuju ke suatu tempat. Contoh penggunaannya: "Gue OTW ke rumah lo, tunggu ya." 3) Hectic, kata ini berasal dari Bahasa Inggris yang berarti sibuk atau penuh tekanan. Dalam bahasa Jaksel, "hectic" sering digunakan untuk menggambarkan suasana yang kacau atau terlalu sibuk. Misalnya, "Hari ini hectic banget, dari pagi sampai sore gue nggak ada waktu buat santai." 4) Jamber, Istilah ini merupakan salah satu contoh kreativitas dalam bahasa Jaksel, yang tidak memiliki arti jelas dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. "Jamber" bisa merujuk pada sesuatu yang sangat keren atau luar biasa. Misalnya, "Wah, acara tadi jamber banget, seru abis!" 5) Lebay, Meskipun kata ini sudah cukup lama ada, penggunaannya masih populer di kalangan anak muda, terutama di Jakarta Selatan. "Lebay" berarti berlebihan atau dramatis, terutama dalam konteks reaksi atau ekspresi yang tidak proporsional dengan situasi. Contoh: "Gue cuma nanya, kok lo lebay sih?"6) Baper, Singkatan dari "bawa perasaan", yang artinya seseorang yang terlalu sensitif atau mudah tersinggung. Misalnya, "Jangan baper deh, gue cuma bercanda."

Penggunaan kata-kata seperti ini sering kali digabungkan dengan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari, sehingga terkadang mengubah struktur asli bahasa Indonesia. Hal ini bisa membuat komunikasi terasa lebih santai, informal, dan lebih dekat dengan pergaulan anak muda, meskipun terkadang membuat makna asli dari kata yang digunakan menjadi kabur atau berubah. Namun, penting untuk dicatat bahwa penggunaan bahasa Jaksel ini lebih bersifat kontekstual dan tidak selalu dipahami oleh semua kalangan, terutama bagi mereka yang tidak familiar dengan gaya percakapan ini.

Dampak Sosial dan Budaya Kedepannya

Dengan budaya luar yang masuk tidak menutup kemungkinan akan berdampak ditatanan kehidupan nantinya baik dari aspek sosial maupun budaya. Hal ini dikarenakan budaya barat yang masuk langsung memengaruhi kehidupan sehari-hari dan secara tidak langsung merubah cara berpikir bagi yang terdampak. Maraknya dimedia sosial fenomena bahasa Jaksel yang merupakan bahasa campuran yang menggabungkan bahasa Inggris dan Indonesia, bagi beberapa orang yang belum mampu mengikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, apalagi orang itu tidak memiliki aplikasi Twitter dan Instagram seperti yang kita ketahui belum banyak orang yang sadar akan pentingnya penggunaan bahasa inggris, tentunya akan kesulitan untuk mengikuti perkembangan di negara kita yang dituntut untuk terus berkembang. Orang-orang akan sedikit demi sedikit akan melupakan Bahasa nasional kita yang merupakan ciri bangsa kita yaitu bangsa Indonesia. Walaupun begitu, tidak hanya dampak negatif yang ditimbulkan, kita juga dapat melihat sisi positif dari hal ini. Kita dapat melihat postingan dan komentar di sosial media, dengan adanya bahasa Jaksel ini menuntut kita untuk memahami apa yang dibicarakan publik secara keseluruhan. Postingan dengan bahasa gaul ini mendorong orang untuk lebih ingin tahu terhadap bahasa asing yang digunakan oleh si pemosting, sehingga mereka akan mencari tahu arti dari setiap kata tersebut. Kasus tersebut menjelaskan dengan adanya bahasa gaul ini, secara tidak langsung memancing dan mengajak orang-orang yang tidak mengerti bahasa asing untuk mau belajar bahasa asing tersebut. Kita tidak dapat memungkiri bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional sehingga akan sangat berguna apabila kita mau mempelajarinya dan yakin akan berguna untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita.

Walau terdapat dampak positif yang ditimbulkan dari westernisasi, namun kita tidak dapat berpaling terhadap dampak negatifnya, kita harus sigap dalam menghadapi terjangan dampak negatif dari westernisasi tersebut. Pada akhirnya westernisasi akan berdampak sangat besar nantinya, ini memiliki arti suatu hari nanti budaya kita dapat tergantikan oleh budaya barat apabila kita tidak siap dalam menghadapinya. Oleh karena itu, kita harus bersiap mulai dari sekarang, kita harus mengkaji apasaja yang dapat kita terima dan apasaja yang harus kita saring. Kita harus tetap melestarikan kebudayaan kita terutama Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu bangsa yang sudah diperjuangkan sejak dahulu. Kita dapat mengurangi perkembangan westernisasi ini dengan cara menumbuhkan rasa bangga, menanam rasa nasionalisme, memilah/menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia dan melestarikan budaya kita sendiri sebagai bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline