Peristiwa Karbala merupakan salah satu peristiwa yang paling penting dan bersejarah dalam sejarah Islam. Terjadi pada tanggal 10 Muharram tahun 61 Hijriah (680 Masehi), peristiwa ini melibatkan konflik antara pasukan yang setia kepada Imam Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad, dengan pasukan yang setia kepada Yazid bin Muawiyah, khalifah Umayyah saat itu. Peristiwa ini berakhir dengan kemenangan pasukan Yazid dan syahidnya Imam Husain dan para pengikutnya. Meskipun tragedi ini merupakan peristiwa yang menyedihkan, namun di dalamnya terdapat banyak hikmah yang dapat dipetik oleh umat Muslim.
Peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Karbala, yang merupakan peristiwa fitnah dan tragedi besar yang terjadi pada masa pemerintahan yazid bin Muawwiyah dengan kelompok Syiah. Pada peristiwa ini menyebabkan pro kontra dari pihak dalam sendiri dan juga memperlebar pintu perpecahan kaum muslimin. Karenanaya dulu dan kini, bahkan telah menelan ribuan bahkan jutaan kaum muslimin(Muharral & Lembong Misbah, 2022).
Salah satu pelajaran dari peristiwa Karbala adalah keberanian dan ketabahan dalam menghadapi ketidakadilan. Imam Husain dan para pengikutnya dengan tegas menolak untuk tunduk pada pemerintahan korup dan diktator yang dipimpin oleh Yazid. Mereka memilih menghadapi kematian daripada mengkhianati prinsip kebenaran, keadilan dan martabat manusia. Keteguhan Imam Husain dalam menghadapi tantangan dan ketidakadilan menginspirasi umat Islam untuk terus berjuang melawan penindasan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran meski menghadapi kesulitan.
Peristiwa Karbala mengajarkan kita pentingnya memiliki keberanian untuk berbicara dan membela kebenaran. Imam Husain tidak hanya mengorbankan dirinya, tetapi juga memperingatkan dan menasihati umat Islam tentang bahaya tunduk pada aturan yang tidak adil. Dia berjuang untuk membela kebenaran dan martabat manusia. Menghadapi ketidakadilan, kejadian ini mengajarkan kita untuk tidak diam, tetapi berani mengungkapkan pendapat dan berdiri teguh pada prinsip yang benar.
Selanjutnya, peristiwa Karbala mengajarkan kita pentingnya pengorbanan diri untuk tujuan yang lebih besar. Imam Husain dan para pengikutnya siap mengorbankan nyawa demi menjaga nilai-nilai luhur Islam. Mereka mengajarkan bahwa keberanian dan pengorbanan merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Peristiwa ini mengingatkan umat Islam akan pentingnya pengorbanan diri atas nama kebenaran, keadilan dan agama serta menginspirasi mereka untuk terus memperjuangkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Peristiwa Karbala menunjukkan kepada kita kekuatan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi cobaan dan bencana. Imam Husain dan para pengikutnya menghadapi situasi yang sangat sulit dan menderita di medan perang Karbala. Namun, mereka tetap sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan. Kesabaran mereka mengajarkan kepada umat Islam pentingnya bersabar dalam cobaan hidup dan tidak menyerah pada keputusasaan.
Lebih lanjut, peristiwa Karbala mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keutuhan umat Islam. Ketika Yazid dan pasukannya menghadapi Imam Husain dan para pengikutnya, mereka berharap dapat memecah belah umat Islam dan menghancurkan semua penentang kekuasaan mereka. Namun, acara ini justru mempererat persatuan dan solidaritas umat Islam. Perjuangan dan pengorbanan Imam Husain dan para pengikutnya menginspirasi umat Islam untuk menghormati dan menghargai nilai-nilai murni Islam serta menjaga integritas dan persatuan dalam menghadapi bahaya dan tantangan.
Peristiwa Karbala juga mengajarkan kita pentingnya mengenali dan menghargai kepemimpinan yang adil dan beretika. Imam Husain menolak untuk setia kepada Yazid, yang dianggapnya sebagai pemimpin yang korup dan tidak layak. Dia mengajarkan umat Islam bahwa pemimpin harus dipilih berdasarkan kualitas kepemimpinan dan moral, bukan hanya status atau kekuasaan. Acara ini mengingatkan umat Islam untuk selalu memilih pemimpin yang jujur dan mampu menunaikan tugasnya secara adil dan bertanggung jawab.
Selain pelajaran tersebut, peristiwa Karbala juga mengajarkan kepada umat Islam pentingnya mengenali nilai-nilai ajaran Islam yang sebenarnya. Imam Husain dan para pengikutnya dengan gigih membela ajaran murni dan kebenaran Islam. Mereka mengingatkan kita akan pentingnya memahami ajaran dasar Islam dan menghindari distorsi atau penyimpangan dari nilai-nilai agama yang sebenarnya. Acara tersebut mengajak umat Islam untuk mempelajari dan memahami ajaran Islam secara mendalam dan menerapkannya sebaik mungkin dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk merayakan Karbala, umat Islam di seluruh dunia melakukan ritual dan peringatan yang disebut majlis. Acara ini meliputi ceramah, pernyataan, pembacaan kisah Karbala dan pertunjukan seni yang menggambarkan peristiwa tersebut. Acara ini adalah momen untuk merenung dan memperdalam pemahaman kita tentang hikmah dan pelajaran dari tragedi Muharram.
Akhirnya, peristiwa Karbala memberikan banyak hikmah dan pelajaran bagi umat Islam untuk belajar dari tragedi Muharram. Acara ini mengajarkan keberanian, ketabahan, pengorbanan, kesabaran, persatuan, pengakuan kepemimpinan yang benar dan keselarasan dengan nilai-nilai Islam yang murni. Peristiwa ini menginspirasi umat Islam untuk terus memperjuangkan kebenaran, menghargai persatuan dan memperkuat ikatan persaudaraan dalam menghadapi ketidakadilan dan cobaan.
Peristiwa kesyahidannya memang terjadi dahulu kala, tapi pesannya melampaui zaman. Inilah makna di balik slogan yang terus diteriakkan para partisipan Asyura: "Tiap hari adalah Asyura, tiap bulan adalah Muharram, dan tiap tempat adalah Karbala"(Ali-Fauzi, 2011).
Memperingati peristiwa Karbala di bulan Muharram menawarkan kesempatan bagi umat Islam untuk merenungkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Melalui pemahaman mendalam, kita bisa belajar dari tragedi ini. Peristiwa Karbala mengingatkan kita bahwa penting untuk memiliki keberanian untuk berbicara dan berdiri teguh dalam menghadapi ketidakadilan, untuk menjaga persatuan dan solidaritas komunitas Muslim, untuk menghargai kepemimpinan yang benar.