Lihat ke Halaman Asli

Preman Pensiun dan Kyai Baru

Diperbarui: 27 Mei 2022   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Ini mungkin cerita masa lalu gimana cerita itu selalu melekat pada diri saya selalu teringat walaupun hanya suatu kenangan kecil baik itu yang sedih ataupun bahagia. saya dulu dirawat oleh kakaknya Ayah saya, kakak perempuan lah tapi rumahnya di Lamongan sedangkan rumah saya kan rumah saya di Gresik jadinya saya disana sendirian mulai dari taman kanak-kanak sampai kelas 6 saat itulah saya bertemu dengan beliau.

Saat dulu saya kan termasuk orang Gresik sendiri di Lamongan tersebut . Di desa, saya mungkin saya merasa dikucilkan atau dibully dan dibenci sama teman-teman sehingga saya sendiri mencari teman yang sekiranya bisa menerima saya akhirnya saya menemukan seorang teman tapi dia anaknya guru saya yaitu anak beliau. mungkin dari situlah cerita saya akan dimulai. 

Setiap saya sepulang sekolah, selesainya kan sampai Zuhur setelah salat zuhur kita diperbolehkan pulang saya setelah sekolah itu kan diperbolehkan sama Budi untuk bermain-main sama temen ya setiap hari lah saya mesti ke rumahnya teman saya itu yang anaknya Pak guru tadi tanpa terasa mungkin awalnya masih malu-malu anak kecil anak kucing, setiap saya bermain di sana saya pasti dikasih makan kadang dikasih jajan lah walaupun kita bermain di sana bermain di belakang rumah di kebun permen seadanya terus kan sore itu ngaji TPQ. beliau juga ngajar baik itu sekolah MI maupun pengajar TPQ mengajak Alquran

Terkadang saya bermain itu dibelakang rumah beliau tapi terkadang ya di rumah temen yang lain takutnya saya itu mengganggu beliau atau ada kalanya di rumah itu tidak ada siapa-siapa jadinya saya tidak bisa bermain di situ anaknya itu beliau punya anak dua semuanya cowok yang paling kecil itu saya ingatkan sama saya walaupun kita berbeda sifat tapi kita bisa saling memahami tentang bisa memahami sering tidak saling membenci lah dan menjaga kerukunan

Nama pria adalah Pak Halim sebutan yang akrab di desa kalau di desa sendiri itu mungkin Mudin walaupun beliau orang pindahan, didesa itu beliau dikasih rumah sama orang desa di situ jadinya beliau kebagian pemimpin kegiatan keagamaan seperti salat atau acara-acara kayak tahlilan atau yang lain. 

Beliau hidup dengan sederhana, tidak pernah bermewah-mewah sepedanya hanya beli karena kebutuhan bukan untuk apa-apa, istrinya masih pakai sepeda kalau mau ke mana-mana pakai sepeda sedangkan anaknya juga belum dibeliin sepeda karena menurut beliau masih belum butuh masih belum lancar juga pakai sepeda anak nya dan khawatir ada apa-apa di jalan, istri beliau cuma satu profesi saya juga sama kayak Pak Halim yaitu jadi ngajar di pg tapi yang menjadi kepala topik itu istrinya

Beliau dalam hal beribadah juga bagus yang tidak pernah meninggalkan sama sama sekali baik itu maupun dzuhur atau shubuh selagi beliau tidak ada acara di sekolah maupun di luar. Beliau akan tetap jamaah jarang sekali kayak dalam khutbah Jumat. 

Beliau adalah seorang yang mengajari saya bagaimana cara tobat bagaimana menjadi seorang yang baik gimana cara hormat dan patuh terhadap orang tua, cara mendidik beliau tak pernah kasar beliau malah tidak pernah apa berkata kasar maupun mendidik dengan memukul komunikasi dengan baik sehingga orang Indonesia tidak bisanya juga menerimanya juga mengulangi 

Dalam hal kemanusiaan juga beliau sangat baik dan memperhatikan lah secara vertikal kedua juga baik secara horizontal dengan sesama manusia juga baik. satu dengan keluarganya yang tidak pernah bertengkar baik itu sama istri maupun sama anak-anaknya beliau selalu mengalah dan menerima atau maklumi atau memaafkan lah. 

Kebiasaan beliau sudah menjadi penengah mengambil keputusan kebijakan dalam keluarga tersebut yang kedua dengan masyarakat beliau selalu mau kalau diundang dalam acara apapun itu kayak gitu cuma menjadi anggota maupun menjadi pemimpin dalam acara tersebut ia pun tidak pernah minta upah dalam acara kalau diundang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline