Generasi Z (Gen Z) merupakan generasi yang lahir sekitar pertengahan tahun 1990-an hingga pertengahan 2010-an. Mereka tumbuh dan berkembang melewati berbagai macam perkembangan teknologi dan gaya hidup yang membuat mereka harus beradaptasi dengan gaya hidup yang baru. Hal ini membuat mereka memiliki kebiasaan yang cenderung konsumtif untuk beradaptasi dengan gaya hidup saat ini. Gen Z banyak disebut sebagai generasi yang sangat konsumtif atau dalam kata lain adalah boros. Dalam pembahasan ini, akan disebutkan beberapa alasan utama mengapa Gen Z cenderung lebih boros.
1. Pengaruh Media Sosial
Media sosial memiliki pengaruh yang besar dalam gaya hidup boros Gen Z. Menurut survei yang dilakukan oleh Bank of America pada tahun 2021, sebanyak 49% dari Gen Z mengaku mereka keputusan belanja mereka dipengaruhi oleh media sosial secara signifikan. Platform digital seperti Instagram, TikTok, dan YouTube tidak hanya menjadi tempat untuk berbagi kehidupan, tetapi juga menjadi "lapak" utama untuk pemasaran produk, endorsement selebriti dan influencer, dan tren mode yang terus berubah yang membuat Gen Z menjadi FOMO (Fear of Missing Out) atau takut tertinggal. Hal ini membuat mereka selalu ingin mengikuti tren terbaru dengan membeli produk-produk yang sebenarnya tidak terlalu mereka butuhkan.
2. Self Reward
Konsep self reward atau penghargaan diri juga berpengaruh terhadap gaya hidup boros Gen Z. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Consumer Research oleh Scott, Ma, dan Su (2020), self reward mampu mempengaruhi perilaku konsumtif generasi muda secara signifikan. Setelah menghadapi kelelahan dan stres dari sekolah, pekerjaan, atau kehidupan sehari-hari, banyak dari mereka yang memilih untuk menghabiskan uang sebagai bentuk penghargaan atas usaha mereka. Hal ini mereka wujudkan dengan membeli barang-barang mewah, liburan atau healing, hiburan, dan lain-lain yang dilakukan berkali-kali dan terkesan boros.
3. Kemudahan Akses Kredit dan Pembelian Online
Kemajuan teknologi telah membuat akses ke kredit dan pembelian online menjadi lebih mudah dan cepat. Aplikasi e-commerce seperti Shopee dan Afterpay memungkinkan Gen Z untuk membeli barang secara kredit dengan cicilan yang sering kali membuat pengeluaran mereka menjadi berlebihan. Menurut data dari TransUnion, penggunaan layanan pay later atau "beli sekarang, bayar nanti" meningkat sebesar 18% di kalangan Gen Z dalam dua tahun terakhir.
4. Kurangnya Pendidikan Finansial
Kurangnya pendidikan finansial yang memadai juga berpengaruh terhadap gaya hidup Gen Z yang boros. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lusardi, Mitchell, dan Curto pada tahun 2010, menemukan bahwa hanya 24% dari Generasi Z yang memiliki pemahaman dasar tentang manajemen keuangan pribadi. Hal ini berarti banyak dari mereka yang tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk membuat keputusan finansial yang tepat.
Sumber :
Bank of America. (2021). How Social Media Influences Gen Z Spending Habits.