Lihat ke Halaman Asli

Keluarga adalah Tameng untuk Melindungi Persatuan Negeri

Diperbarui: 28 Agustus 2021   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Moderasi beragama bukanlah sesuatu yang asing, namun berada di kehidupan sehari-hari. Moderasi beragama merupakan salah satu sarana untuk memberikan bimbingan terhadap perbedaan yang terjadi dan juga sebagai tempat untuk mempelajari interaksi yang baik sesama perbedaan. Moderasi beragama dimulai dari sebuah keluarga dalam relasi suami istri, cara mendidik anak dan interaksi sosial. Untuk mencapai anggota keluarga yang moderat, maka keberlakuan fungsi keluarga harus berkualitas. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengamati apakah keberlakuan fungsi-fungsi keluarga itu sudah maksimal sehingga menjadi keluarga yang bermoderat. Kesimpulannya bahwa moderasi beragama dalam keluarga bisa terpenuhi dengan tercapainya semua fungsi-fungsi keluarga yang berperan  untuk memberi penagajaran tentang moderasi.

  • Dikarenakan keluarga dalam masyarakat Londut sangat memahami bentuk perbedaan dalam masyarakat tersebut. Fokus kajian ini adalah tentang keragaman dalam beragama di Desa Londut Afdeling III. Bagaimana moderasi beragama dalam keragaman bentuk ibadah dan bagaimana peran keluarga dalam mewujudkan keharmonisan hidup bermasyarakat di Desa Londut.
  • Perlunya peran orangtua dalam mendidik anak-anak agar lebih toleran, dalam hal ini di Desa Londut Afdelling III Kabupaten Labuhan Batu Utara. Walaupun penduduknya didominasi beragama Islam. Tercatat hanya 4 kepala keluarga yang beragama Kristen  Kerukunan hidup umat beragama merupakan suatu sarana yang penting dalam menjamin integrasi nasional, sekaligus merupakan kebutuhan dalam rangka menciptakan stabilitas suatu negara yang diperlukan bagi proses pencapaian masyarakat Indonesia yang bersatu dan damai.

Keluarga merupakan masyarakat terpenting di dalam penyebaran agama, karena penataan simbol- simbol dasar keagamaan di dalam prosedur tampaknya terjadi pada proses sosialisasi dini masa kanak- kanak. Namun demikian, tidak ada jaminan akan adanya keselarasan antara penataan simbol, penyataan iman, dan isyarat- isyarat penafsiran yang diterima seorang anak.

Pada waktu lahir, anak belum beragama, ia baru memiliki potensi atau fitrah untuk berkembang menjadi manusia beragama. Bayi belum mempunyai kesadaran beragama,tetapi telah memiliki potensi kejiwaan dan dasar dasar kehidupan berTuhan. Isi, warna, dan corak perkembangan kesadaran beragama anak-anak sangat dipengaruhi oleh keimanan orang taunya. Keadaan jiwa orang tua sudah berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak sejak janin di dalam kandungan.[1]

 

Orang tua merupakan orang- orang pertama yang dikenal anak. Melalui orang tualah anak mendapatkan kesan-kesan pertama tentang dunia luar. Orang tua merupakan orang pertama yang membimbing tingkah laku. Terhadap tingkah laku anak mereka bereaksi dengan menerima,menyetujui,membenarkan,menolak atau melarang dan sebagainya. Dengan pemberian nilai terhadap tingkah lakunya ni terbentuklah dalam diri anak norma- norma tentang apa yang baik dan buruk, apa yang boleh atau tidak boleh. Dengan demikan terbentuklah hati nurani anak yang mengarahkan tingkah laku selanjutnya. Kewaajiban orang tua ialah mengembangkan hati nurani yang kuat dalam diri anak.

 

Sebagai keluarga muslim tentunya kita akan menggunakan ajaran agam Islam untuk memiliki watak dan kepribadian  ideal yang kita harapkan dimiliki oleh anak-anak kita generasi mendatang. Jelasnya dalam urusan ahklak maka Rasulullah SAW adalah panutan yang wajib dicontoh, di samping itu para pendidik muslim juga menjadikan Luqmanul Hakim sebagai contoh dalam mendidik anak-anak.          

   Masyarakat Desa Londut adalah masyarakat yang majemuk karena terdapat dua agama yang dianut oleh masyarakat yaitu agama Kristen dan agama Islam. Dengan berkembangnya dua agama maka akan mempengaruhi interaksi dan hubungan sosial antar pemeluk agama. Dalam kesehariannya tidak hanya bergaul dengan sesama agama melainkan juga berkumpul dengan masyarakat yang selain Islam. Agar tercipta suasana kekerabatan yang kondusif maka harus diimbangi dengan sikap saling manghormati dan menghargai keunikan masing-masing.

        Kehidupan yang harmonis tidak terlepas dari ketersediaan tempat dan waktu untuk umat beragama melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinannya secara aman. Karena ibadah merupakan sarana penghubung antara Sang Pencipta dengan makhluknya.  

Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi sebagai unit dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan keluarga. Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan individu, karena itulah peran orang tua menjadi amat sentral dan sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Baik sacara langsung maupun tidak langsung. Adapun 8 fungsi keluarga, ialah:

1. Fungsi Agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline