Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Rizal Alma

Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sultan Agung

Lebih Dekat dengan Tindak Tutur Perlokusi

Diperbarui: 28 Juni 2022   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tindak tutur berasal dari gabungan dua kata, yaitu tindak yang memiliki arti perbuatan dan tutur yang memiliki arti ucapan atau perkataan. Jadi, tindak tutur adalah sebuah perbuatan kebahasaan yang menghasilkan perkataan antara penutur dan petutur. Penutur adalah orang yang berbicara atau orang yang bertutur, sedangkan petutur adalah orang yang menjadi teman penutur atau orang yang mendengarkan penutur.

Tindak tutur dibagi menjadi tiga, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Sesuai dengan judulnya, artikel ini akan lebih fokus membahas tindak tutur perlokusi. Apa itu tindak tutur perlokusi? Tindak tutur perlokusi adalah tuturan yang dapat memengaruhi atau memiliki efek kepada teman penutur.

Tindak tutur perlokusi dibagi menjadi lima jenis, yaitu erlokusi representatif, perlokui direktif, perlokusi ekspresif, perlokusi komisif, dan perlokusi deklarasi. Perlokusi representatif adalah tindak tutur yang tuturannya menunjukkan kebenaran sehingga menimbulkan efek kepada mitra penutur. Kemudian perlokusi direktif tuturannya dapat menimbulkan efek sesuai yang dituturkan oleh penutur.

Selanjutnya perlokusi ekspresif tuturannya menimbulkan efek tertentu yang dapat mengevaluasi mitra penutur. Lalu perlokusi komisif tuturannya memberikan efek berupa melaksanakan apa yang yang disebutkan atau dituturkan oleh penutur. Yang terakhir adalah perlokusi deklarasi yang tuturannya menimbulkan efek menciptakan hal baru.

Untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini.

1. Perlokusi Representatif

Contoh: "Hari ini pukul 08:00 WIB. telah terjadi kecelakaan antara kereta dan mobil di perlintasan kereta api Poncol." Tuturan di atas dapat menimbulkan efek hati-hati kepada mitra penutur sehingga kejadian tersebut dapat dijadikan pembelajaran ketika hendak menyebrang di perlintasan kereta api.

2. Perlokusi Direktif

Contoh: "Buka perdana kafe Singgah. Ayo, ada promo menarik. Beli satu gratis satu untuk semua varian kopi." Tuturan di atas dapat menimbulkan efek senang kepada mitra penutur karena penutur menawarkan promo beli satu gratis satu untuk semua varian.

3. Perlokusi Ekspresif

Contoh: "Saya ucapkan selamat atas gelar doktornya, Pak." Tuturan di atas dapat menimbulkan efek senang kepada mitra penutur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline