Lihat ke Halaman Asli

Edukasi Jamban Sehat di Desa Murung Raya Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala

Diperbarui: 3 September 2022   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokpri)

Banjarmasin 2022- Saat ini permasalahan terkait kesehatan di Indonesia masih banyak ditandai dengan tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang disebabkan oleh faktor pencemaran lingkungan. Kondisi ini banyak terjadi di berbagai daerah, baik pedesaan maupun perkotaan. Penyakit yang ditularkan melalui air, terutama penyakit diare dan penyakit kulit masih menjadi masalah kesehatan yang belum dapat dituntaskan. Aspek fisiologis masyarakat terhadap penggunaan jamban sehat merupakan bagian dari kebutuhan keluarga. Jamban sehat dirancang untuk menangani kotoran manusia dan tersedia dalam berbagai bentuk termasuk gooseneck atau leher angsa, cemplung, bor dan plengsengan. Sarana sanitasi buang air yang paling mendasar terkait kualitas lingkungan adalah terkait fasilitas dan jenis penampungan tinja atau tangki septik yang dipakai.

Kegiatan buang air dapat dikelompokkan berdasarkan dari tempat yang digunakan, yaitu buang air di tangki septik dan buang air tidak di tangki septik. Buang air di tangki septik merupakan perilaku buang air yang dianjurkan oleh ahli kesehatan dan dianggap aman dan sehat, karena dengan membuang air di jamban yang terdapat tangki septik yang telah memenuhi syarat, tinja tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Sedangkan buang air yang tidak menggunakan tangki septik merupakan perilaku buang air yang tidak dianjurkan oleh ahli kesehatan. Karena dapat berdampak bagi kebersihan dan kesehatan manusia.

Tingkat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan hingga keturunan. Faktor perilaku dan lingkungan memiliki dampak yang besar pada tingkat kesehatan masyarakat. Ini termasuk lingkungan seperti tempat kita tinggal, bekerja, sekolah, ruang publik, air bersih dan udara, pendidikan, teknologi, masalah sosial serta ekonomi. Di sisi lain, perilaku tercermin dalam kebiasaan masyarakat sehari-hari seperti kebersihan diri, gaya hidup, pola makan dan sikap terhadap upaya kesehatan.

Sanitasi di Desa Murung Raya, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Dari pernyataan bidan desa setempat, masyarakat banyak mengeluhkan terkait penyakit kulit semisal gatal -- gatal dan kemerahan pada kulit terutama anak -- anak. Salah satu kemungkinan penyebab dari penyakit kulit tersebut penggunaan air sungai yang tercemar untuk kegiatan sehari -- hari seperti mandi, gosok gigi, mencuci muka, mencuci pakaian dan kegiatan lainnya. Walaupun sudah disediakan air PDAM desa, namun masyarakat masih saja menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari -- hari. 

Masyarakat Desa Murung Raya masih sedikit yang menggunakan jamban sehat di rumahnya, rata -- rata masyarakat menggunakan jamban "cemplung" dimana jamban tersebut tidak terdapat penampungan kotoran atau tangki septic, sehingga kotoran langsung hanyut di sungai. Kegiatan buang air langsung di sungai merupakan salah satu pencemaran air, dimana kotoran yang dibuang langsung di sungai dan air sungai tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari -- hari sehingga dapat menyebabkan masalah -- masalah kebersihan dan kesehatan bagi masyarakat.

Dalam kegiatan pengabdian masyarakat kali ini berupa sosisalisasi penyampaian materi secara langsung kepada peserta yang mengikuti kegiatan tentang jamban sehat, dilanjutkan sesi tanya jawab dengan peserta. Kegiatan dilaksanakan di Mesjid Ar -- Rahman Desa Murung Raya, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Waktu kegiatan dilaksanakan pada pukul 19.00 -- 20.00 WITA diantara setelah shalat magrib dan sebelum shalat isya. Materi yang disampaikan meliputi definisi jamban sehat, pentingnya jamban sehat, manfaat jamban sehat, akibat yang dapat ditimbulkan karena buang air di sungai, dan kriteria dari jamban sehat. Peserta yang hadir berkisar kurang lebih 20 orang dengan sasaran jama'ah Mesjid yang mayoritas para pemuda dan bapak -- bapak.

Kegiatan dimulai dengan pembahasan mengenai definisi jamban sehat, masyarakat masih belum begitu memahami tentang jamban yang sehat itu seperti apa. Masyarakat masih memiliki kebiasaan untuk membuang air langsung di sungai dikarenakan kebanyakan pemukiman warga berada di pinggiran sungai Barito. Sebenarnya telah dibuatkan jamban sehat oleh pihak desa di beberapa titik di Desa Murung Raya, seperti di Mushalla, dan TK. Akan tetapi, akibat terkendala dana yang disebabkan oleh penanganan COVID-19 di Desa Murung Raya, pembangunan jamban sehat di desa yang baru menjadi tertunda.

Masyarakat masih memiliki permasalahan mengenai jamban sehat yang sebelumnya telah disediakan di beberapa tempat, dikarenakan masalah kebersihan jamban, dimana masyarakat yang menggunakannya tidak merawatnya dengan baik sehingga jamban sehat tersebut menjadi rusak dan berbau sampai akhirnya jamban tersebut hancur. Masalah perawatan jamban sehat menjadi keluhan masyarakat karena bingung dengan cara pengurasan penampungan tinja, dimana akses menuju desa tersebut hanya dapat dilewati melalui jalur sungai, sehingga tidak terdapat pelayanan penyedotan tinja seperti di daerah perkotaan. Permasalahan penampungan tinja yang penuh tersebut dapat menyebabkan bau dari tinja tersebut naik ke atas permukaan jamban sehingga dapat mengganggu.

Adapun solusi lain yang dapat dilakukan adalah penggunaan bahan -- bahan yang dapat membantu mempercepat pemuaian tinja, agar volume tinja dalam penampungan dapat berkurang. Peran aktif dari pemerintah juga diharapkan agar dapat mengatasi permasalahan tersebut agar masyarakat mendapatkan solusi yang terbaik atas permasalahan jamban sehat ini.

Referensi :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline