Anda pernah berkunjung ke Kabupaten Flores Timur? Kabupaten Flores Timur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas wilayahnya mencapai 5.983,38 km2. Luas daratannya mencapai 1.812,85 km2 atau 30%. Sedangkan, luas lautannya mencapai 4.170,53 km2 atau 70%.
Karena luas wilayah laut lebih luas maka salah satu mata pencaharian penduduk di kabupaten ini yakni melaut. Para nelayan biasanya melaut secara sendiri atau berkelompok. Secara sendiri yaitu dilakukan dengan memancing ikan di tengah laut dan menggunakan perahu kayu kecil (sampan). Sedangkan, berkelompok bisa dilakukan dengan cara menjaring ikan dengan alat tangkap pukat dan menggunakan kapal motor.
Lantas, bagaimana cara nelayan Flores Timur melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap pukat yang dilakukan secara kelompok tersebut? Berikut ini 5 cara nelayan Flores Timur melakukan penangkapan ikan dengan alat tangkap pukat.
1. Bao (Mengapung di Atas Laut)
Bao dalam bahasa Lamaholot, bahasa daerah Flores Timur, berarti mengapung. Metode penangkapan ikan ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut. Pertama-tama, kapal berlabuh di atas selat pada malam hari. Berlabuhnya kapal menggunakan jangkar yang dilepas ke dalam laut. Jangkar itu menggantung dan tidak sampai mengenai dasar laut.
Setelah langit benar-benar gelap, seluruh lampu kapal dimatikan. Sebuah sampan kecil diturunkan dari kapal. Sampan itu berisi seorang awak dan sebuah lampu peromax. Sampan itu didayung agak menjauh belasan meter dari kapal.
Karena senang dengan cahaya, ikan-ikan akan bergerak menuju sampan tersebut. Setelah gerombolan ikan terkumpul banyak, kapal mulai bergerak perlahan melingkari sampan. Para nelayan yang berada dalam kapal mulai melepaskan pukat melingkari sampan.
Begitu kedua ujung pukat bertemu, awak sampan mematikan lampu dan keluar dari lingkaran pukat. Mulailah para awak kapal menarik pukat ke atas kapal. Tarikan dimulai dari cincin dengan tujuan menutup celah bawah pukat agar ikan tidak keluar ke bawah. Lalu, bagian pelampung dengan tujuan untuk menutup bagian atas agar ikan tidak keluar ke permukaan. Disusul, tarikan pada bagian isi atau tengah.
Penangkapan ini biasa dilakukan di Selat Solor atau Selat Pulau Tiga. Ikan-ikan yang biasa ditangkap dengan penangkapan jenis ini, meliputi ikan tongkol, tembang, selar, sunglir, klupeid teri, japuh, lemurusiro, dan kembung.
Ikan-ikan tangkapan ini dapat dijual kepada para papalele(pembeli yang menjual kembali ikan di pasar). Selain itu, ikan-ikan ini pula dapat dijual kepada kapal penampung ikan atau langsung kepada penyalur di Pelabuhan Pelelangan Ikan di Larantuka.
2. Wela Bao (Menjerat Ikan sambil Mengapung di Atas Laut)
Wela Bao dalam bahasa Lamaholot, bahasa daerah Flores Timur, berarti menjerat ikan sambil mengapung di atas laut. Metode penangkapan ikan ini dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut. Petama-tama, kapal berlayar menuju laut lepas pada petang menjelang malam. Begitu tiba di tengah laut lepas yang dianggap berpotensi memiliki banyak ikan, para nelayan bisa langsung melepas pukat.