Lihat ke Halaman Asli

"English Day" di NTT, Celah Masuk Mulok Bahasa Inggris di SD

Diperbarui: 30 Januari 2019   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: wikipedia.org.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengeluarkan kebijakan English Day atau Hari Berbahasa Inggris pada setiap hari Rabu bagi seluruh masyarakat yang berdomisili di NTT. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 56 Tahun 2018 Tentang Penerapan Hari Berbahasa Inggris (English Day) di NTT.

Kebijakan English Day ini berlaku mulai hari ini (Rabu, 30/01/2019) untuk kalangan ASN dan Honorer pada lingkup provinsi. Seterusnya, kebijakan visioner ini akan berlaku bagi seluruh masyarakat NTT, terutama bagi masyarakat di daerah-daerah pariwisata.

Bagi saya, kebijakan English Day ini sungguh luar biasa. Pasalnya, tidak dapat dinafikan bahwa kebutuhan masyarakat modern terhadap Bahasa Inggris di era globalisasi ini sangatlah penting. Hampir di segala lini kehidupan manusia modern, selalu dibayang-bayangi oleh Bahasa Inggris. Entah itu di bidang elektronik, teknologi, ilmu pengetahuan, entertainment, pariwisata, perdagangan, perindustrian, serta berbagai bidang kehidupan masyarakat lainnya.

Selanjutnya, bagaimana kesiapan masyarakat NTT atas kebijakan Gubernur mantan Anggota DPR RI, ini? Menurut saya, secara garis besar masyarakat NTT akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kebijakan yang begitu radikal ini.

Alasannya, berdasarkan data, secara rata-rata, 1 dari 4 penduduk usia sekolah di Nusa Tenggara Timur belum atau tidak pernah mengenyam bangku pendidikan atau telah berhenti sekolah (BPS, 2017:12). Logikanya, persoalan partisipasi sekolah saja, masyarakat NTT masih sangat rendah, bagaimana mungkin memiliki kemampuan berbahasa Inggris untuk dapat menyukseskan program Pemprov ini? Sementara itu, untuk bisa mahir berbahasa Inggris, paling tidak seseorang harus melalui bangku pendidikan.

Jangankan masyarakat NTT secara umum, orang-orang NTT yang telah mengenyam pendidikan pun belum tentu cakap berbahasa Inggris. Bahkan secara nasional, menurut survei global "English Proficiency Index" Indonesia berada di posisi ke-32 dari 72 negara dalam kemampuan Bahasa Inggris. Ini tentu menjadi kendala yang besar bagi penerapan kebijakan English Day di NTT.

Lantas, apakah masyarakat NTT perlu menolak kebijakan Gubernur Laiskodat yang sangat visioner ini? Jawabannya tidak! Kita tidak boleh mundur. Sebab, kebijakan ini justru sangat menguntungkan NTT ke depan di segala bidang kehidupan.

Kebijakan English Day ini esensinya ingin menjadikan masyarakat NTT untuk terus memompa diri dalam melakukan berbagai adaptasi terhadap kemajuan zaman. Mengutip kata orang bijak, "Orang sukses adalah orang yang nekat menghadapi tantangan lalu berani mengubah tantangan itu menjadi peluang".

Selanjutnya, berbagai langkah hendaklah dilakukan oleh semua kalangan agar mampu menyukseskan program brilian Sang Gubernur ini. Khusus di dunia pendidikan, karena berprofesi sebagai pendidik, saya melihat kebijakan ini menjadi pintu masuk yang luas bagi pemberlakuan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran dalam muatan lokal di jenjang SD.

Mengapa SD? Pasalnya, berdasarkan Kurikulum 2013 yang sedang berlaku saat ini, mata pelajaran Bahasa Inggris telah dihapus dalam mata pelajaran umum SD. Atas penghapusan ini, anak-anak SD sekarang tidak lagi cakap berbahasa Inggris. Bahkan, Bahasa Inggris dasar saja, seperti mengeja huruf dan memiliki berbagai kosa kata sederhana Bahasa Inggris saja, mereka tidak punyai karena tidak dipelajari secara formal.

Bahasa Inggris baru dipelajari oleh para siswa ketika berada pada jenjang SMP. Tentu, pemberlakuan ini sangat terlambat. Hal ini dikarenakan, muatan materi pelajaran Bahasa Inggris di jenjang SMP, merupakan materi-materi lanjutan atau apresiasi dan analisis. Nah, jika siswa tidak memeroleh Bahasa Inggris sejak SD, maka ketika di SMP, mereka sangat kesulitan mengikuti pelajaran Bahasa Inggris.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline