Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari kita selalu berkaitan dengan cuaca. "Cuaca adalah kondisi perubahan suhu, angin, curah hujan dan sinar matahari yang berlangsung secara singkat". Beragam kondisi cuaca dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Misalnya, cuaca yang cerah dan hangat dapat menciptakan suasana yang menyenangkan untuk kegiatan di luar ruangan dan kegiatan akan berjalan lancar, sedangkan cuaca yang buruk seperti hujan lebat bahkan badai dapat menyebabkan gangguan hingga bencana yang akan menghambat aktivitas manusia. Saat ini informasi mengenai cuaca sangat penting dan berguna dalam kehidupan masyarakat terutama prakiraan cuaca yang dapat memberikan informasi berupa kondisi cuaca dalam waktu dekat yang akan datang. Namun, tidak selamanya prakiraan cuaca ini tepat, instansi yang bertugas untuk menganalisa mengenai cuaca yaitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika tercatat telah berhasil melakukan prakiraan cuaca sebesar 80 hingga 85 persentase ketepatan memprediksi cuaca, meski terhitung sebagai angka yang besar namun jika dalam prediksinya kebanyakan cuaca yang buruk maka aktivitas manusia tetap akan terganggu. Dalam menanggapi hal ini, semakin majunya ilmu pengetahuan dan canggihnya teknologi, kita dapat memodifikasi cuaca sesuai dengan keinginan kita.
Modifikasi cuaca adalah suatu kegiatan manusia untuk mempengaruhi pola cuaca agar sesuai kebutuhan manusia dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca. "Dengan teknologi modifikasi cuaca kita dapat membuat cuaca wilayah di sekitar kita seolah-olah sesuai dengan keinginan kita seperti yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika saat lomba MotoGP yang diselenggarakan di Mandalika, Nusa Tenggara Barat". Proses yang dilakukan untuk memodifikasi cuaca umumnya adalah dengan melakukan penyemaian pada awan. Jika ingin memodifikasi cuaca menjadi cerah maka penyemaian dilakukan pada awan yang masih berada di atas lautan sebelum mencapai daratan.
Penyemaian dengan menggunakan perak iodida yang diterbangkan dengan pesawat menuju awan kemudian dilepaskan di atas awan yang masih berada di atas lautan yang nantinya akan mengarah ke daratan yang ingin kita modifikasi menjadi cuaca cerah, perak iodida yang telah ditaburkan akan membentuk es dalam awan. Dengan adanya es dalam awan apabila turun menuju ke bawah awan hingga berada di bawah lapisan freezing level diharapkan es akan mencair hingga menambah berat butiran air yang turun menjadi hujan.
Setelah menaburkan perak iodida selanjutnya pesawat juga akan menaburkan CaCl untuk menambahkan volume awan dan juga menambahkan NaCl supaya awan dapat menjadi lebih padat. Penambahan CO berfungsi untuk menurunkan suhu dalam awan, hal ini bertujuan agar uap air segera mengembun menjadi butiran air. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempercepat proses uap air mengembun menjadi butiran awan lalu membesar menjadi butiran air yang diharapkan dapat turun sebagai hujan sebelum awan mencapai daratan.
Modifikasi cuaca dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca memiliki banyak dampak positif terutama dalam memperlancar aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Bayangkan saja dengan kemajuan teknologi ini aktivitas yang seharusnya terhambat bahkan terhenti karena cuaca hujan bahkan badai dapat terlaksana karena modifikasi cuaca ini, namun dengan mempertimbangkan penggunaan dari modifikasi cuaca secara secukupnya. Apabila digunakan secara berlebihan akan memberikan dampak negatif seperti terjadinya ketidakseimbangan kadar air tanah yang seharusnya terbagi rata karena modifikasi cuaca menjadi ada yang kekeringan dan ada yang banjir ketika mendapatkan kadar air hujan yang berlebihan akibat modifikasi cuaca. Kita sebagai manusia tetap harus bijak dalam menggunakan teknologi bukan semata-mata hanya memperoleh keuntungan sebesar mungkin dalam waktu singkat namun membawa dampak buruk di masa yang akan datang.
Sumber
Haryanto, U. (2000). Teknologi Modifikasi Cuaca yang Efektif dan Efisien. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 1(1), 9-18.
Lestari, S. (2002). Analisis kerugian banjir dan biaya penerapan teknologi modifikasi cuaca dalam mengatasi banjir di DKI Jakarta. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 3(2), 155-159.[12]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H