" Kita Pemuda Jangan Apatis Kepada Politik, Karena Dari Bangun Tidur Sampai Bangun Tidur Kita Semua Diatur Segala Bentuk Kebijakan Politik. Harga Kopi Yang Kita Beli Dan Harga Gincu Wanita Yang Kita Belanjai, Harga Itu Semua Diatur Sebagian Bentuk Kebijakan Politik, Maka Jangan Apatis Politik ".
(Muhammad Irwanzah)
Kesadaran berpolitik merupakan hal yang penting, terutama bagi generasi muda penerus masa depan bangsa. Oleh karena itu, generasi millenial juga perlu untuk berkontribusi dalam politik. Tak hanya melalui partisipasi aktif, tetapi juga melalui perhatian terhadap dinamika politik.
Tak dapat disangkal, gelombang demokratisasi mengantarkan kita pada suatu kehidupan publik yang terbuka, egaliter, dan demokratis. Reformasi telah menghendaki adanya pola keterlibatan partisipasi warga dalam kehidupan politik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Upaya demokratis melalui pemilihan Presiden sampai Kepala Desa secara langsung oleh masyarakat telah menyuguhkan proses politik yang dekat dan pekat di tingkat akar rumput.
Dalam khasanah ilmu ada dua posisi besar yang seharusnya diambil Generasi Milenial. Pertama, terlibat aktif dalam politik praktis. Maka kemudian menjadi politikus. Keterlibatan dalam politik ini kemudian diharapkan mampu membersihkan politik yang dalam bahasa Soe Hok Gie adalah dunia penuh dengan lumpur.
Politik sejatinya suci bukanlah lumpur tapi air yang awalnya jernih. Ketika akhirnya menjadi lumpur itu salah politikus yang terlibat. Mereka yang melempar lumpur sehingga tidak jernih lagi.
" Dalam Kesungguhan Berpolitik, Kita boleh berlumpur asal jangan berkubang ".
( Muhammad Irwanzah )
Dalam berpolitik mungkin saja kita bisa salah dalam mengambil langkah dan menentukan arah. Kita juga bisa terlena dengan goda'an kemegahan dan keanggunan politik Akan tetapi, kita tidak boleh hidup dalam kubangan itu sendiri, ( Berlumpur asal jangan berkubang ).
Tidak semua setuju dengan pendapat di atas. Pendapat kedua menyatakan sebaiknya Generasi Milenial tidak usah masuk dalam politik praktis tetapi baiknya berada di luar sebagai penyeimbang. Sekuat apa pun integritas Pemuda tidak akan mampu bertahan dalam politik. Politik itu lumpur yang kotor.