Hidup kita dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan lingkungan berubah-ubah karena kita. Entah itu berubah menjadi baik atau buruk? Siapa yang peduli jika lingkungan kita mulai rusak kalau bukan kita yang bertindak? Jika lingkungan kita baik, siapa yang tidak bangga pada hal seperti itu? Kita? Yah, kitalah yang berasal dari lingkungan itu sendiri. Seperti sebuah kebahagian, darimana sebuah kebahagian itu berasal? Kebahagian itu berasal dari kita sendiri yang berada dalam lingkungan yang baik.
Lalu, lingkungan yang baik itu seperti apa sih? Lingkungan yang baik adalah lingkungan bersih dari sampah yang berserakan, banyak pepohonan, menyediakan udara yang segar, tentu saja masyarakatnya peduli dengan lingkungan sehingga mereka tidak sembarangan membuang sampah di sembarang tempat dan cinta pada lingkungannya. Nah, dari lingkungan yang baik, output yang dihasilkan adalah keharmonisan, kebahagiaan, tenggang rasa antar warga. Namun yang perlu kita perhatikan ialah bagaimana cara kita menjaga sikap peduli lingkungan itu sendiri? Bagaimana caranya kita terus menanamkan rasa cinta lingkungan? Jawabannya adalah ada pada generasi selanjutnya.
Kita merawat, menjaga, melestarikan, mengembangkan segala kekayaan alam lingkungan di sekitar juga untuk apa? Kalau bukan untuk memberikannya pada generasi muda. Karena generasi muda adalah generasi yang akan meneruskan segala warisan ataupun upaya yang kita lakukan sebelumnnya. Namun, apakah generasi muda memiliki keinginan untuk mewarisi hal tersebut?
Maka dari itu, kami Mahasiswa KKN PENCERAHAN TAHUN 2022 dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dengan membawa tema Sapta Pesona, mengajukan diri untuk mengapdi serta membantu segala persoalan yang ada pada desa, khususnya pada wilayah KKN kami yang ada di desa Cangkringsari yang ber-Kecamatan di Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.
Membuat taman sebagai bentuk edukasi peduli lingkungan, khususnya kepada anak usia dini, merupakan salah satu progam kami dari tema Sapta Pesona. Taman yang kami buat berada di sebelah timur balai desa Cangkringsari dan berada di sebelah Barat TK Dharma Wanita. Lahan yang kami buat taman tersebut dulunya merupakan lahan yang sering digunakan untuk membuang sampah dan tidak terurus. Tanahnya yang tidak datar, memiliki gundukan sampah yang berada di sembarang sisi pada lahan tersebut. Kami bersama dengan Karang Taruna desa Cangkringsari melakukan pembersihan dan merapikan lahan tersebut guna mempersiapkan lahan yang akan kami gunakan untuk membuat taman.
Tidak selesai begitu saja kegiatan pembersihan yang dilaksanakan pada, Minggu (13/2), setelah melakukan pembersihan, kami juga melakukan penanaman tanaman pertama yang kami lakukan bersama Karang Taruna. Tanaman yang kami tanam yakni tanaman jahe merah. Karena taman yang kami buat merupakan taman yang diisi dengan tanaman toga dan tanaman hias. Hal tersebut kami buat dengan maksud bahwa taman yang kami buat juga dapat digunakan atau dimanfaatkan warga sekitar untuk membuat minuman herbal dari tanaman toga tersebut. Jadi, selain menjadi tempat edukasi untuk anak pada usia dini, taman tersebut juga merangkap sebagai taman yang menghasilkan tanaman obat keluarga.
Tidak terlepas dengan maksud utama kami bahwa taman tersebut digunakan sebagai tempat bermain dan belajar, taman tersebut akan diberikan sebuah label atau plakat yang bertuliskan nama dan manfaat tanaman, sehingga anak-anak mampu mengenali serta mengerti mengenai seputar tanaman.
Cara menanam dan merawat tanaman juga tidak lupa akan kami berikan sebagi langkah awal dalam membangun rasa cinta lingkungan, dan mengenai hal itu akan kami bahas dalam artikel selanjutnya dalam kegiatan mengajak anak-anak menanam tanaman. Dan perlu kita ketahui bahwa berkebun atau menanam akan memberikan manfaat pada tumbuh kembang anak-anak. Bagaimana tidak? Karena kegiatan yang mengenai alam atau lingkungan akan memberikan sebuah efek pada kesejahteraan psikologi, kegiatan menanam atau berkebun akan memberikan refresh pada anak-anak dari kesibukan sekolah, sehingga mampu menaikkan mood pada anak-anak, dan hasilnya mereka mampu mengurangi stres dan mengendalikan emosi mereka.
"Pembuatan taman yang dibuat oleh mahasiswa KKN ini sangat bagus, program mereka bagus, jadi saya tidak perlu lagi mengajak murid-murid keluar desa untuk mengajarkan mereka tentang lingkungan hidup, saya sangat senang, karena nantinya, anak-anak dapat bermain dan belajar di taman yang dibuat oleh mahasiswa KKN," kata Bu Etik selaku kepala TK Dharma Wanita.
Dengan demikian, besar harapan kami sebagai mahasiswa KKN dalam permbuatan taman ialah agar taman yang kami buat mampu menjadi sebuah taman yang dapat memberikan banyak manfaat kepada anak-anak, tidak hanya anak-anak, namun bermanfaat untuk warga desa Cangkringsari. Dan kami juga berharap agar upaya yang kami lakukan mampu menjadi sebuah harta, tidak, tetapi juga sebagai contoh yang dapat diwariskan kepada anak-anak generasi muda di desa Cangkringsari agar mereka lebih peduli lagi terhadap lingkungan yang mereka naungi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H