Lihat ke Halaman Asli

Perkembangan Kognitif Anak dan Belajar Sosial

Diperbarui: 5 Mei 2024   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock.com

Lev Vygotsky mengemukakan sebuah teori penting lainnya mengenai perkembangan kognitif. Pandangan vygotsky menekankan bahwa tampilan kognitif harus diinterpretasikan berdasarkan perkembangan, dijembatani oleh bahasa, serta berkaitan dengan hubungan sosial dan budaya. Zona perkemabngan proksimal (ZPD) adalah istilah yang dipakai oleh vygotsky untuk kisaran tugas yang sulit untuk dikuasai oleh anak secara mandiri, tapi dapat dipelajari dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa dan anak yang lebih terampil.

Vygotsky lebih menekankan pada zona perkembangan proksimal anak yang perlu diperhatikan dan penekanan bahwa anak membangun pengetahuan melalui interaksi sosial serta dalam teori vygotsky anak bergantung pada alat-alat yang disediakan oleh budaya, yang mennetukan keterampilan mana yang akan mereka kembangkan1. Vygotsky juga meyakini abhwa anak-anak mengembangkan cara-cara berfikir tentang dunia yang secara kualitatif berbeda berdasarkan interaksi aktif dan termotivasi dengan lingkungan. Namun, ia meyakini bahwa perkembangan kognitif didasarkan pada interaksi-interaksi sosial, bukan penjelajahan individu terhadap lingkungan.

Perkembangan kognitif anak dan belajar sosial memiliki hubungan yang sangat erat dan saling terkait. Perkembangan kognitif menurut Teori Vygotsky yaitu Sebagian besar anak-anak  belajar dari budaya mereka sendiri dan bahasa budaya mereka pun  sangat berperan penting dalam perkembangan kognitif anak untuk membantu anak dalam mengembangkan mental dan memahami dunia. 

Teori vigotsky berfokus pada peranan interaksi sosial dalam perkembangan kognitif, juga menekankan pentingnya interaksi antara anak dengan lingkungan dan orang lain dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak dan Konsep scaffolding yang dikemukakan oleh vigotsky, menjelaskan bagaimana pengajar dapat memberikan bantuan yang berubah secara bertahap untuk membantu anak mencapai tahap perkembangan kognitif yang lebih tinggi. Dalam proses ini, pembiombing harus menyesuaikan bimbingan dengan performa anak dan melakukan dialog untuk mengetahui sejauh mana tahap perkembangan kognitif anak, dan ituakan dijadikan pertimbangan untuk meyesuaikan proses bimbingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline