Lihat ke Halaman Asli

Teori Pengondisian Klasik di Lingkungan Sekolah

Diperbarui: 14 Maret 2024   02:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/JNwa6a78iGgMXeYU9

Pengertian Teori pengondisian klasik    

             Teori pengkondisian klasik adalah teori yang menggambarkan proses pembelajaran melalui asosiasi stimulus dari lingkungan dan bersifat alamiah.Teori ini ditemukan oleh Ivan Pavlov, teori ini menggambarkan bagaimana organisme mengkondisikan respon terhadap stimulus yang berbeda atau yang sama.Dalam lingkungan sekolah, teori pengkondisian klasik dapat digunakan untuk membantu siswa memahami dan mengingat materi yang dibahas. Contohnya, jika siswa mempelajari bahasa Jepang, gagal dalam ujian maka dia merasa sedih dan kecewa.

              Saat ujian berikutnya, dia merasa cemas. Ibu guru memberi salam dengan senyuman manis kepada siswa saat masuk kelas, sehingga membuat siswa merasa nyaman dan mengikuti dengan baik dan dengan senang hati.Penerapan teori pengkondisian klasik dalam gerakan literasi sekolah dapat melakukan kegiatan membaca dan menulis dengan cara yang lebih baik dan mengubah perilaku siswa menjadi lebih produktif dan kompetitif. Pengamatan peneliti menunjukkan bahwa program literasi yang menggunakan teori pengkondisian klasik dapat membantu peserta didik lebih mengingat isi buku dan menjadi siswa yang memiliki kreativitas.

      

Penerapan teori pengkondisian klasik dalam lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara:

      1.Menggunakan penguatan diferensial: Penguatan diferensial adalah proses pengujian yang menggunakan tingkat kekuatan stimulus yang berbeda. Contohnya, jika siswa berhasil dalam ujian, guru dapat memberikan pengujian yang lebih mudah untuk membuat siswa merasa nyaman dan senang dalam belajar.

     2.Menghentikan penguatan: Penguatan adalah proses pengujian yang menggunakan tingkat kekuatan stimulus yang sama. Jika siswa tidak menyukai pengujian yang digunakan, guru dapat menghentikannya untuk membuat siswa lebih senang dan mudah dalam belajar.

     3.Menghilangkan stimuli yang diinginkan: Jika siswa tidak menyukai suatu stimulus yang digunakan dalam pengujian, guru dapat menghilangkannya untuk membuat siswa lebih senang dan mudah dalam belajar.

     4.Memberikan stimuli yang diinginkan: Jika siswa merasa sedih atau kecewa, guru dapat memberikan stimuli yang diinginkan, seperti senyuman atau salam dengan senyuman manis, untuk membuat siswa merasa nyaman dan senang dalam belajar.

     5.Menggunakan pengamatan: Pengamatan adalah suatu proses yang menggambarkan bagaimana perilaku siswa berubah setelah dilakukan pengujian. Guru dapat melakukan pengamatan untuk mengetahui apakah pengujian yang digunakan berhasil atau tidak.

        Dengan menggunakan teori pengkondisian klasik, guru dapat membantu siswa memahami materi yang dibahas dan membuat perilaku siswa lebih produktif dan kompetitif dalam belajar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline