Lihat ke Halaman Asli

Muhammad FikryHakim

Seorang mahasiswa Ilmu komunikasi UMM

Dinamika Anak Rantau: Kesehatan Mental Itu Penting

Diperbarui: 19 Desember 2022   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rizqi kadir - Ketua angkatan HKI UIN Malang. Dokpri

Menjadi mahasiswa rantau adalah sebuah tantangan yang besar bagi beberapa orang, terlepas dari kewajiban seorang mahasiswa, anak rantau haruslah mampu memanajemen waktu dan uang dalam keseharian mereka.

Banyak kisah menarik yang dialami seorang anak rantau dengan dinamika kehidupan baru ala orang dewasa (tanpa ada aturan dari orang tua) karena terpisah dari orang tua. Dengan segenap kebebasan yang dilimpahkan orang tua kepada anak rantau, mereka memiliki kendali penuh atas kehidupan yang akan mereka jalani.

Seperti halnya yang dialami oleh seorang ketua angkatan dari (nama angkatan) jurusan Hukum keluarga islam ini, dia menjalani kehidupan rantaunya dengan segala susah senang yang dia alami.

Pilihannya untuk merantau dari Kalimantan ke malang sudah bulat sejak awal, dia mengakui ingin mendapatkan pengalaman hidup yang baru yang lebih menantang ujarnya.

Muhammad Rizqi Kadir. Kerap dipanggil Riski memupuk niatnya untuk merantau sedari MAN, sekolah ini berasrama, kehidupan asrama yang cukup keras yang ia rasakan saat itu tidak membuatnya ciut untuk menghadapi hal yang lebih menantang pada kehidupan kuliah, yaitu dengan menjadi anak rantau

"Membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan kehidupan pribadi di kontrakan kadang sedikit membuat aku kewalahan, makanya aku harus lebih banyak lagi belajar untuk manajemen waktu dan emosi".

Dalam menjalani kehidupan perantauan ini menurutnya yang paling penting adalah menghadapinya dengan sabar dan tetap menjaga kesehatan mental, apalagi sebagai seorang dewasa muda yang baru saja memasuki fase Quarter life crisis ini, pastilah harus menjaga kesehatan mental.

Rizqi adalah ketua angkatan dari Arsenio, Hukum keluarga islam UIN Malang. Kesibukan dalam mengatur hal hal terkait dengan ketua angkatan kadang menguras emosi, dia harus berhadapan dengan keadaan keadaan yang membuatnya harus turun tangan, seperti masalah yang berkenaan dengan hubungan angkatannya dengan dosen sperti mengkondisikan pengumpulan tugas, mengkoordinasikan informasi dari dosen kepada teman teman hingga mengurusi "konflik sosial" teman teman dengan dosen.

"Kadang kala ketika sedang merasa burnout aku terbaring di kasur untuk beristirahat, ya walaupun sebenarnya yang lelah itu mental bukan fisik, kadang juga merasa lucu atas dinamika ini, namun ketika aku merasakan tekanan mental yang lumayan besar dari dinamika perantauan ini aku sesekali berolahraga,mendengarkan rekaman sholawatan, dan juga makan yang enak enak untuk merasa lebih baik".

Mengatur semuanya mulai dari keuangan hingga urusan kuliah seperti ketua angkatan memang menguras waktu dan tenaga, belum lagi ketika perasaan rindu rumah melanda maka manajemen emosi sangatlah diperlukan disini.

Salah satu yang terpenting dalam menjadi anak rantau adalah tetap tegar dan juga selalu memperhatikan kesehatan mental, karena dengan mental yang sehatlah semua urusan berat akan siap dihadapi dan diselesaikan, tantangan memang pasti ada namun janganlah kita berharap rintangan itu dipermudah, berusahalah untuk menjalani rintangan berat itu dengan usaha yang maksimal karena dari sanalah kita akan belajar arti perjuangan yang sebenarnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline