Lihat ke Halaman Asli

Memahami Takdir

Diperbarui: 27 Februari 2024   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kata takdir sering kali kita ucapkan paling banyak ketika kita mendapatkan kesusahan. Sebetulnya apa itu takdir ? Menurut M. Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Mishbah Takdir berarti ketentuan atau kekuasaan. Takdir merupakan sebuah ketetapan Allah Subhnahu wa Ta'ala yang meliputi segala kejadian yang terjadi di alam ini, baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempat maupun waktunya.

          Mungkin setiap orang memiliki kesedihan atau penderitaannya masing masing dari mulai percintaan, keuangan, karir dan masalah dunia lainnya. Dari beberapa kesedihan atau penderitaan sering kali kita menyalahkan takdir. pernah terlintas dipikiran kenapa kita selalu menyalahkan takdir jika takdir itu buruk atau tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jika Tuhan itu maha baik kenapa selalu ada ketentuan buruk menurut kita. Tahukah bahwa tidak ada ketentuan buruk yang tuhan berikan hanya saja kita tidak mengetahui rahasia tuhan.

          Memahami takdir bukan hanya dilihat dari perspektif hasil. Banyak dari kita lebih fokus pada hasil dan jarang sekali melihat takdir sebagai perspektif proses yang pada akhirnya kita mengalami kebuntuan dalam menggapai sebuah tujuan. Jika kematian adalah takdir perspektif hasil dari berhentinya seluruh proses kehidupan mengapa ada kehidupan lagi setelah kematian (Kehidupan Alam Barzah) ?

          Banyak dari kita berfikir menyiapkan kematian tapi jarang orang berfikir bagaimana menikmati fase kematian. Banyak orang yang mendambakan kejayaan tapi tidak menikmati proses kejayaan.

          Tulisan ini hanya rangsangan agar kita bisa berfikir lebih objektif dan bijaksana memahami kehidupan.  Cara berfikir akan mempengaruhi peradaban. Menyalahkan peradaban tanpa mengoreksi cara berfikir itu sebuah kekeliruan.

Kemiskinan bukanlah sebuah takdir begitupula kesuksesan itu hanya batas yang di berikan manusia kepada manusia lainnya. Dimata tuhan takdir kita sama tidak ada takdir yang menyusahkan hanya kita perlu merubah cara berfikir kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline