Lihat ke Halaman Asli

Rubaiat

Diperbarui: 5 Agustus 2022   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rubaiat .

Matamu, sungai bedadung yang mengalirkan sepi, menghayutkan mimpi mimpi sejuk tidurku yg sulit ku pejamkan, mimpi atas kehilangan yg selalu datang diam diam.

Alismu bulan sabit , yang memantulkan cahaya nya pada sepi dan dinding dinding kamarku yg hening, di saat itu aku selalu bertanya apakah bisa sunyi yang dingin dan purba itu membunuhku?

Rambutmu, hutan bandealit yg rimbun,sunyi dan sepi dan tiap kali para tualang menyelajah, menyesatkannya pada jalan panjang tak berakhir..

Keningmu, adalah musim dingin yg tak kunjung berakhir,  tempat daun daun tua menyerahkan dirinya pada takdir, gugur.

Kekasih, ada yg diam diam tak bisa kita lupa, seberapapun kita mencoba membunuhnya, sesuatu yg kita sebut kenangan...

Ditepianmu, kini aku memahami.

Matamu, sungai bedadung;
Yg mengalirkan sunyi abadi..

25 april 2021.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline