Ibu rumah tangga pasti tidak lepas dengan minyak goreng karena setiap harinya masak memakai dengan minyak. Minyak goreng adalah bahan pangan dengan komposisi utama trigliserida yang berasal dari bahan nabati, dengan atau tanpa perubahan kimiawi, termasuk pendinginan dan telah melalui proses rafinasi atau pemurnian yang digunakan untuk menggoreng.
Akan tetapi, baru - baru ini minyak goreng melonjak tinggi bahkan langka/susah dicari. Padahal saat pandemi COVID-19 pertama kali minyak goreng masih normal harganya mungkin naik tapi stabil diharga segitu. Mengapa yang pandemi akan selesai bahan minyak goreng malah naik ?
Berdasarkan pemantauan BBC News Indonesia pada Sabtu (19/03), minyak goreng dengan berbagai merek terlihat memenuhi lagi rak-rak sejumlah supermarket—yang kosong selama beberapa pekan terakhir.Namun, harga-harga minyak goreng kemasan tersebut hampir menyentuh Rp25.000/liter di berbagai daerah. Untuk kemasan dua liter, harga dibanderol dari Rp48.300 sampai Rp49.600.Lantaran harga sedemikian tinggi, tak lagi terlihat antrean warga untuk membeli minyak goreng seperti tampak beberapa pekan terakhir
Dari informasi global memang industri perminyakan mulai menurun karena pandemi yang tak kunjung berakhir. Jadi, wajar semisal harga minyak naik diseluruh dunia. Setelah infomasi beredar dari dalam negeri ada yang memainkan minyak atau uang dari minyak tersebut untuk kepentingan sendiri yang pastinya ada faktor lain yang bisa memengaruhi kenaikan harga minyak. Hal ini menunjukkan bahwa pemicu harga minyak naik bahkan langka ada dari faktor-faktor dari pihak yang tidak mau bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H