Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Taufiq Abadi

Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Tranformasi Indonesia: Membanguan dari Pinggiran hingga Meningkatkan Daya Saing Global

Diperbarui: 5 September 2024   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Fondasi Baru Indonesia: Membangun dari Pinggiran Menuju Peradaban Baru

Selama satu dekade terakhir, Indonesia telah melangkah jauh dalam membangun fondasi dan peradaban baru yang Indonesiasentris. Pembangunan ini dimulai dari pinggiran, desa, hingga daerah terluar. Pendekatan ini telah mengubah wajah Indonesia dengan hasil yang signifikan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, Indonesia berhasil membangun 366 ribu kilometer jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000 kilometer jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, 43 bendungan baru, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru. Infrastruktur yang masif ini tidak hanya membuka akses baru, tetapi juga mempercepat mobilitas dan distribusi di seluruh pelosok negeri. Pembangunan ini membuktikan komitmen pemerintah untuk mengurangi kesenjangan antara pusat dan daerah, serta membawa manfaat nyata bagi masyarakat yang selama ini terisolasi dari pusat-pusat ekonomi. Dengan infrastruktur yang kini lebih merata, Indonesia berdiri kokoh di atas fondasi yang kuat, siap melangkah ke masa depan dengan optimisme.

Menurunkan Biaya Logistik dan Meningkatkan Daya Saing Global

Salah satu pencapaian monumental dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia adalah penurunan biaya logistik yang signifikan. Dalam sepuluh tahun terakhir, biaya logistik yang sebelumnya mencapai 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) berhasil ditekan menjadi 14 persen pada tahun 2023. Penurunan ini menjadi angin segar bagi dunia usaha di Indonesia, karena dengan biaya logistik yang lebih rendah, efisiensi distribusi barang dan jasa meningkat. Imbasnya, daya saing Indonesia di kancah global pun melonjak. Pada tahun 2024, Indonesia berhasil memperbaiki peringkat daya saing globalnya dari posisi 44 menjadi 27, sebuah lompatan besar yang mencerminkan keberhasilan reformasi infrastruktur dan kebijakan ekonomi. Penurunan biaya logistik ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam distribusi, tetapi juga membuka peluang bagi Indonesia untuk bersaing lebih agresif di pasar global, meningkatkan ekspor, dan menarik investasi asing. Dengan daya saing yang semakin kuat, Indonesia kini menjadi pemain yang lebih diperhitungkan di arena ekonomi global.

Persatuan yang Kuat di Tengah Tantangan Global

Infrastruktur yang dibangun dengan pendekatan Indonesiasentris juga membawa dampak positif pada persatuan bangsa. Dengan akses yang lebih merata dan berkeadilan, Indonesia berhasil memperkuat rasa kebersamaan di antara masyarakatnya. Ketangguhan Indonesia sebagai sebuah bangsa juga teruji melalui berbagai tantangan, mulai dari pandemi COVID-19, perubahan iklim, hingga ketidakstabilan geopolitik dunia yang semakin memanas. Dalam menghadapi pandemi, Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi dengan pertumbuhan yang tetap terjaga di kisaran 5 persen, meski banyak negara lain mengalami perlambatan atau bahkan kontraksi. Di Indonesia Timur, seperti Papua dan Maluku, pertumbuhan ekonomi bahkan melampaui 6 persen, sementara Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan yang luar biasa di atas 20 persen. Prestasi ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dan berkembang di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian. Dengan fondasi yang kuat dan persatuan yang kokoh, Indonesia siap menghadapi tantangan global yang semakin kompleks di masa depan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline