Lihat ke Halaman Asli

Meneropong Arah Partisipasi Politik Generasi Muda yang Pasif

Diperbarui: 22 Maret 2024   03:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pngtree

Partisipasi politik generasi muda mengacu pada keterlibatan dan aktivitas politik yang dilakukan oleh individu yang berusia muda, pada umumnya antara usia remaja hingga awal dewasa. Partisipasi politik generasi muda dapat meliputi pemungutan suara dalam pemilihan umum, keanggotaan dalam organisasi politik atau gerakan sosial, kampanye politik, protes, dan partisipasi dalam diskusi atau debat politik. 

Hal ini penting karena generasi muda memiliki potensi untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat dan politik dengan memperjuangkan isu-isu yang relevan bagi mereka.

Beberapa tindakan yang paling sering diterima sebagai partisipasi politik adalah menandatangani petisi, bergabung dengan partai politik, atau memberikan suara dalam pemilihan. Namun, sejauh ini, tujuan umum hanya mencapai sejauh itu. Untuk menjelaskan bagaimana sebaiknya partisipasi politik didefinisikan, kita perlu kembali beberapa dekade kebelakang. 

Pada tahun 1973, Robert Dahl memberikan pandangan awal tentang apa yang mungkin dimaksudkan dengan partisipasi politik. Dalam bukunya "Poliarchy: Participation and Opposition," ia menganggap partisipasi politik sebagai bagian penting dari demokrasi modern karena memungkinkan warga negara untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah mereka (Dahl, 1973). Namun, Dahl tidak secara tegas mendefinisikan konsep partisipasi politik ini. 

Definisinya hanya mencakup tindakan-tindakan yang terjadi dalam kerangka kerja institusional suatu negara, yang berarti bahwa tindakan seperti konsumerisme (Stolle et al., 2005) atau bahkan hanya menekan tombol "suka" di media sosial tidak akan dianggap sebagai partisipasi, meskipun sebenarnya bisa dianggap sebagai cara untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah. 

Namun, karya-karya Dahl mengandung elemen-elemen fundamental yang membentuk konsep partisipasi politik modern kita, termasuk pertanggungjawaban dan perbedaan antara warga negara biasa dan politisi profesional, yang juga ditemukan dalam karya yang dikenal lainnya seperti karya Verba dan Nie (1972).

Teori efek generasi didasarkan pada prinsip bahwa proses sosialisasi sebelum dewasa memiliki pengaruh yang berkelanjutan pada pembentukan sikap politik. Dalam konteks ini, masa remaja setiap individu merupakan periode yang penting dalam perkembangan pemikiran politik.

Dengan beralasan demikian, beberapa penulis mengasumsikan bahwa karena generasi muda saat ini lebih pasif secara politik, mereka mungkin tidak akan mencapai tingkat partisipasi politik yang sama dengan generasi lansia saat ini (Martikainen dkk., 2005). Salah satu penjelasan untuk hal ini adalah bahwa kaum muda saat ini menghadapi kendala yang lebih besar dalam mencapai tonggak-tonggak penting dalam kehidupan dewasa (Arnett, 2014; Tagliabue dkk., 2014), yang mengakibatkan penundaan yang tidak dapat diperbaiki dalam partisipasi politik. 

Penelitian menunjukkan bahwa generasi muda masih mempertahankan ciri-ciri khas yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya, dan ini mungkin akan mengakibatkan adanya generasi peserta politik yang lebih pasif yang akan menggantikan pemilih saat ini (Quintelier, 2007).

slideshare.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline