Lihat ke Halaman Asli

Untuk Nanti

Diperbarui: 9 Juni 2021   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengistirahatkan lelah dalam renunganmu
Kau yang kumainkan pada tiap-tiap kemungkinan
Tersembunyi pelengkap kisah pada rahasia masa
Disepanjang perjalanan kini dan seterusnya
Akan kita tinggalkan pribadi-pribadi berbeda pada tiap-tiap masa
Pribadi-pribadi yang sangat mengenalmu dan kau kenal
Jika jalanmu telah panjang dan elok janganlah jemawa
Sapa kembali mereka itu, yang telah sudi tinggal untuk mengantarmu sampai
Atau jika jalanmu telah panjang tetapi penuh lubang
Jangan enggan untuk menyapa mereka yang tinggal
Karena mereka akan mengisi lubang-lubang itu
Telah kutoreh pena waktu pada lembar ingatan
Harapan, impian dan cinta telah tersusun rapi pada laci-laci kecil itu
Bukalah dan baca kembali yang dulu pernah kita susun bersama
Sudah sebanyak apa hari yang telah kau taklukkan?
Sudah sebanyak apa bulan yang telah kau bungkus dengan tahun?
Sudah sebanyak apa robekan-robekan keinginan?
Ceritakanlah nanti, kan kutunggu cerita pengantar tidurku
Kan kudengar dengan hati, saat kau bercerita dalam diam
Walaupun kita terpisa jarak dan waktu, tapi kita akan selalu tetap satu.
Dari sini, dari kejauhan waktu ini, sajak-sajak do'aku akan terus terlangitkan untukmu
Untukku Nanti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline