Ikhlas saat memberi adalah kunci dari keberhasilan rumah tangga. Tidak ada perhitungan sedikitpun, pupuknya hanya itu. Antara suami dan isteri sama-sama mengikhlaskan dalam setiap kegiatan. Akan kelihatan sikap ikhlas atau tidak. mereka yang ikhlas tidak pernah menuntut balasan kecuali dari Allah. Memang kelihatannya bodoh, memberi tanpa harus menerima imbalan, mereka sepertinya kalah tapi hakikatnya merekalah yang menang.
Rumah tangga itu rumit tapi sebenarnya gampang. Asal kita bisa memainkan perannya masing-masing. Juga tidak menakutkan dan menyeramkan bagi manusia. Yang seram itu jika meninggal tidak membawa amal ibadah, seramnya dimana? Orang meninggal tidak membawa amal sama dengan seorang pencuri yang menyerahkan diri kepolisi.
Kenapa perlu sikap ikhlas dalam rumah tangga? Ini penting agar ketahanan rumah tangga selalu terjaga, bagi suami atau isteri. Pengaruhnya besar jika dipraktekkan. Sikap mengharap balasan dari kedua pasangan tidak ada, lalu apa yang dikerjakn ikhlas semata mencari keridaan Allah.
Sebuah kasus misalnya, seorang isteri mengambilkan air minum untuk suaminya dan tidak mengharap balasan apapun dari suami, dia ikhlas melakukan. Begitu juga seorang suami yang pulang dari kerja dengan memberikan sesuatu kepada isterinya berupa makanan, juga ikhlas tanpa mengaharap apa-apa. Beda dengan setiap pekerjaan yang dilakukan harus ada imbalan, baik dari isteri atau suami.
Ini sebuah penyakit yang sudah mewabah, termasuk dalam pemilihan kepala desa misalnya baru-baru ini, masyarakat tidak mau memilih calon kalau tidak ada serangan fajar. Keihlasan kita sudah mulai dibenahi dan tidak boleh dibiarkan.
Dasar ikhlas adalah keimanan, semakin tinggi iman maka keikhlasannya tinggi pula. Tidak akan bisa ikhlas jika imannya kosong, Itu fondasinya. Apa yang diberikan tidak akan sia-sia ada Allah yang maha melihat dan membalas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H