Lihat ke Halaman Asli

Syukron Albusta

www.dokterspiritual.blogspot.com

Membudidayakan Sedekah

Diperbarui: 21 Mei 2022   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat masih kecil dahulu kita sering diajarkan oleh orang tua kita untuk memberikan jajanan ke teman sebaya saat belanja jajan ketoko. Itu bukan basa basi, sebuah pembiasaan untuk menumbuhkan karakter mulia dalam diri seseorang.

Waktu itu kita tidak akan tahu maksudnya, bahkan saya ketika masih kecil sempat rewel saat jajan saya mesti dibagikan keteman sebaya saya, hati saya dongkol, terkadang juga sempat nangis.

Konsep memberi adalah merelakan, tidak mengaharapkan apapun kecuali rida Allah. Puncaknya ketika manusia merelakan harta yang paling dicintainya, bisa saja harta atau pangkat, apalah yang paling disayanginya didunia.

Saya ingat seorang ustadz dalam kajiannya menyampaikan, bahwa sedekah itu tidak hanya teori tetapi harus dipraktekkan. Saya pikir juga begitu selagi masih teori saja maka tidak bermanfaat. 

Orang-orang miskin sekarang bukan karena kekurangan harta benda, terkadang mereka dilahirkan dalam kondisi kekurangan, artinya orang tua mereka mewariskan kemiskinan. Ini perlu dipahami dengan baik.

Padahal mewariskan kemiskinan tidak dibolehkan dalam agama Islam. Sebagai orang tua seharusnya mempersiapkan masa depan anak. Ini adalah kewajiban orang tua.

Lalu kemiskinan diwariskan oleh generasi miskin. wajar saja susah bangkit. Ini tantangan generasi kedepan, dan tanggung jawab bersama. Sambil kita budidayakan sedekah kepada mereka.

Budidaya ini sudah seharusnya terstruktur dan terkonsep, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari saja, namun untuk kehidupannya dimasa akan datang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline