Lihat ke Halaman Asli

Syukron Albusta

www.dokterspiritual.blogspot.com

Degradasi Figur TGB, Mungkinkah?

Diperbarui: 29 Juli 2018   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(kompas.com)

Baru-baru ini media masa memberitakan kabar mengejutkan bagi elit-elit politik bahwa tuan guru bajang (TGB) menyatakan memberi dukungan kepada Jokowi untuk menjadi presiden selama  2 priode, sedikit mengkagetkan karena TGB tidak memberikan sinyal apa-apa untuk mendukung capres pada pilpres 2019.

Sah-sah saja sebenarnya TGB memberi dukungan kepada Jokowi secara "politik sehat"  dan tidak ada larangan bagi setiap warga negara memberikan dukungan kepada siapapun capresnya, karena ulama dengan pemimpin seharusnya duduk bersanding memecahkan persoalan yang dihadapi bangsa saat ini, apalagi berbicara bagaimana mengatasi terorisme, kesenjangan sosial, memberantas koruptor yang sampai sekarang belum terlaksana optimal.

Tinggal saja bagaimana pandangan masyarakat melihat penomena dari dukungan yang diberikan TGB kepada Jokowi,  inikan "demokrasi" tidak ada permasalahan untuk didebatkan jika ada yang mengkritik dan komentar mengenai dukungan tersebut. Lantas bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia?

TGB lebih dikenal karena begitu kental dengan figurnya sebagai ulama muda, diketahui TGB berlatar belakang dari pendidikan Islam dan menamatkan kuliahnya dari jenjang  S1 hingga S3 di Universitas ternama di Mesir, jika saya bilang "TGB lebih cocok menjadi presiden" karena jika memang memiliki keinginan dan cita-cita merubah bangsa Indonesia menjadi lebih baik, siapa yang tidak mau?

Menjadi banyak dugaan-dugaan kepada masyarakat jika salah dalam memberikan dukungan, disini ada penilaian penting di mata masyarakat, siapa yang didukung? dan kenapa didukung?  Mungkin saja bisa terjadi degradasi figur jika salah dalam memberikan dukungan, ma'lum masyarakat memang tidak mengerti  apa yang terjadi diatas sana, mereka hanya melihat dengan apa adanya.

Dalam fenomena "degradasi" ini mungkin saja menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak yang lain, bagi yang pro tentu saja menjadi tambahan kekuatan misalnya, dan bagi yang tidak barangkali bisa saja menjadi "bettle" di pilpres 2019 nanti.

Kita berharap juga tidak demikian, walaupun TGB membuat pernyataan untuk memberikan dukungan, anggap saja ini sebagai "one way" TGB untuk melangkah kedepan lagi, dan degradasi figurnya tidak berpengaruh, TGB kan sudah memiliki alasan yang kuat dan dipikirkannya secara matang dari jauh-jauh hari.

Karena menurut TGB untuk menjalankan sebuah program memang harus melalui roda kepemimpinan 2 priode, dan saya juga sepakat untuk membuat program dalam skala kecil saja  butuh waktu untuk merealisasikannya, apalagi dalam skala yang besar. Logika saja tahun pertama realisasi janji politik, tahun kedua menjalankan program dan tahun ketiga siap-siap untuk menjadi pemenang di kontestasi pemilu  berikutnya.  (Allah Musta'an)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline