Lihat ke Halaman Asli

Muhammad NaufalFadli

Mahasiswa Sastra Indonesia

Kesalahan Tanda Baca dan Penulisan Kalimat pada Cerpen

Diperbarui: 3 Juli 2022   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Terdapat berbagai jenis tulisan yang bisa dilakukan dan dipelajari oleh seorangpenulis mulai dari menulis artikel, menulis berita, menulis karangan dan sebagainya. Dalam menulis terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan mulai dari penggunaanejaan (tanda titik, koma, huruf kapital), pemilihan kata, kesesuaian isi tulisan denganideyang ingin disampaikan, kepaduan antar kalimat, dan sebagainya (Cahyani dkk, 2016).

aspek kesalahan berbahasa dibidang sintaksis dan semantik. Bidangsintaksis merupakan ilmu yang mempelajari terkait dengan kalimat. Mulai dari frase, klausa, kalimat, hingga hal-hal yang perlu diperhatikan mulai dari subjek, predikat, danobjek. Kemudian aspek kesalahan berbahasa yang terakhir yaitu semantik. Semantiksendiri merupakan cabang ilmu yang mempelajari makna. Semantik berada di seluruhatau di semua tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis (Abidin, 2019).

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam cerpen berjudul "Sepucuk Surat"karya Virginia Wolf yang diterbitkan pada media Jawa Pos ditemukan beberapa kesalahan berbahasa di dalamnya. Kesalahan berbahasa yang ditemukan yaitu: kesalahan berbahasa pada tanda baca (tanda seru (!), tanda hubung (-), tanda baca tanya (?), tanda titik koma (;) dan tanda baca titik (.), kesalahan selanjutnya yaitu kesalahan penulisan dimana beberap akata atau kalimat ditulis tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. Berikut merupakanhasil analisis kesalahan berbahasa:

"Memang klise. Dalam badai semalam, kuharap untuk kali pertama gunung itu bersembunyi. Tetapi, seperti dibawa oleh ikan-ikan kecil, pendeta itu berseru, 'Lihat gunung itu."

Pada kutipan di atas penggunaan tanda baca titik seharusnya cukup hanya menggunakan satu saja. Tidak perlu menggunakan lebih dari satu titik. Selain itu, kutipan di atas merupakan kata seruan yang seharusnya menggunakan tanda seru bukan menggunakan tanda titik.

"ku masih bisa membayangkan, saat mendengar cerita-cerita, bagaimana orang-orang tinggal di belahan dunia yang lain."

Pada kutipan di atas terdapat kesalahan pada penggunaan tanda baca yaitu pada penulisan kalimat akhir. Kalimat tersebut merupakan kalimat tanya yang seharusnya apabila dituliskan harus menggunakan tanda tanya(?). Namun, penulis menggunakan tanda baca titik di akhir kalimat tersebut. Hal ini menunjukkan kesalahan berbahasa pada tanda baca.

"Ada kuburan di lembah. Di sana ada sebuah gundukan lebar di salah satu sisi; batuan yang murni; lumpur salju; pohon pinus mencengkeram tebing batu yang terjal; sebuah gubuk terpencil; ada semacam mangkuk hijau, lalu atap yang seperti kulit telur; akhirnya, di bagian paling bawah, tampak sebuah desa, hotel, bioskop,"

Pada kutipan di atas penggunaan tanda baca titik koma seharusnya cukup hanya menggunakan satu saja. Tidak perlu menggunakan lebih dari satu titik koma.  Jika ingin menggunakan tanda (;) seharusnya sampai semuanya tadi hanya setengah kalimat kemudia sisanya menggunakan tanda (,)

"Sebab yang pertama karena tali yang putus; sebab kedua karena malam keburu tiba dan membekukan mereka hingga bertemu maut."

Pada kutipan di atas penggunaan tanda baca (;) seharusnya tidak diperlukan. Lebih baik menggunakan kalimat penghubung "Dan".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline