Lihat ke Halaman Asli

Nasib Buku Fisik di Era Generasi Z

Diperbarui: 23 Maret 2021   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ini diambil dari Facebook.com/MuhamadAli


Dulu orang menggunakan buku untuk mencari informasi secara manual. Membaca banyak buku untuk memperkaya pengetahuan dia akan sesuatu atau menjawab pertanyaan dia akan beragam masalah. Misal, karena La Paku pengen belajar masak, dulu dia beli resep buku katakanlah di Kafeinbuku yang judulnya resep masakan Nusantara. Lalu di hari ini, saat La Paku ingin memasak sesuatu yang pengen dia coba, La Paku hanya perlu handphone dan jaringan internet, buka YouTube dan tinggal praktek. Fungsi buku tergantikan oleh YouTube. Begitu dengan hal lain, lebih-lebih soal pengetahuan dan semisalnya. Alternatif pilihan untuk memperkaya pengetahuan tidak lagi lewat buku fisik, melainkan buku digital dan jurnal-jurnal yang dengan sangat amat mudah diunduh di internet.

Jadi pertanyaan kita adalah, dengan mudahnya arus informasi semacam ini, masihkah kita ngeluh dan enggan untuk membaca? Di lain sisi, Podcast dan YouTube misalnya juga menghadirkan pembahasan yang cukup menarik dan relevan untuk dilirik serta mendalam dan semua itu hanya perlu Indra pendengaran mu saja berfungsi dengan baik, kamu bisa menikmati semua sajian tersebut. Di tambah lagi, medium, sebuah portal tulis menulis yang bahkan tulisannya bisa kamu baca atau milih dibacakan bila kamu pakai medium premium untuk mendengarkan tulisan tersebut. Mudah banget sekarang.

Di Inggris pada 2009, sebanyak 330juta buku laku terjual. Buku-buku tersebut adalah buku fisik yang bisa dibawa pulang. Namun, pada 2019, buku fisik sama sekali mengalami penurunan drastis selama jangka waktu 10 tahun, selama 2019 kemarin 190 juta buku hanya laku terjual. Penurunan penjualan buku fisik di Inggris menyadarkan kita tentang era baru di dunia literasi, yang beralih dari paper books ke digital. Mengapa bisa demikian? Apakah di Inggris minat membaca sudah menurun? Jawabannya adalah peralihan membaca dari buku fisik ke digital adalah jawabannya. Buku digital dianggap lebih murah, praktis dan lebih efisien dapat dibawa kemana-mana yang tersimpan dalam di tablet Android atau handphone kita.

Era berubah, masa berubah. Membaca sudah tidak lagi melulu tentang memegang buku secara fisik atau mencium aroma buku (yang terdengar begitu puitik) Namun, membaca bisa dari bentuk apa saja, termasuk ebook. Selain dunia perbukuan yang mengalami pergeseran. Imbas lain dari teknologi adalah koran dan majalah, yang harus mengalami perubahan total dari koran fisik dan majalah fisik ke bentuk digital, entah website ataupun blog yang bisa kita baca tiap hari berseliweran dijl jagat Maya yang dianggap lebih mudah, efisien dan lebih terupdate ketimbang koran ataupun majalah.

Sekarang bagaimana dengan mu, ada yang sudah mengalami perubahan utamanya mencari referensi skripsi? Copy paste jurnal, ebook atau informasi yang tersaji di internet. Wow, you got something i mint -

#Kompasiana/MuhamadAli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline