Lihat ke Halaman Asli

Ekspor Komoditas Karet Indonesia

Diperbarui: 17 Oktober 2021   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Ekspor Komoditas Karet Indonesia

Karet adalah bahan elastis yang sering digunakan untuk produk-produk industry sampai produk-produk rumah tangga. Komoditas karet yang diperdagankan ada 2 jenis, yaitu karet alam yang berasal dari getah pohon karet dan jenis yang lain adalah karet sintetis yang dibuat dari minyak mentah. Kedua jenis karet ini memiliki pengaruh yang saling menggantikan. Ketika harga karet alam naik maka permintaan akan karet sintetis meningkat. Sebaliknya ketika harga karet sintetis naik maka permintaan karet alam meningkat.

Negara Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Produksi karet di Indonesia sebagian besar berasal dari pulau Sumatera dan Kalimantan. Luas perkebunan karet di Indonesia pada tahun 2019 seluas 3.676.035 Ha dengan jumlah produksi sebesar 2.951.100 ton. Pada tahun 2019, Indonesia mengekspor karet sebesar 2.440.600 ton dengan nilai US$3.246.100.000 dan hanya 18% produksi karet yang diserap oleh industry dalam negeri, sisanya 82% karet diekspor ke luar negeri. Pengimpor terbesar karet Indonesia adalah Amerika Serikat yang pada tahun 2019 negara tersebut mengimpor sebesar 543.100 ton.

Sumber: Badan Pusat Statistik

Pergerakan Harga karet

Kawasan Asia-Pasifik merupakan penggerak utama permintaan dan penawaran terhadap komoditas karet dunia. Pada tahun 2008-2009 yang mana pada saat itu sedang terjadi krisis ekonomi sehingga harga karet dunia mengalami penurunan dan berada pada titik terendah pada tingkat harga US$1.2 per Kg. Tren pergerakan harga kembali naik lagi sampai pada puncaknya pada tahun 2011 pada harga US$6.26 per Kg.

Sumber : Index Mundi

Selama tahun 2011 – 2016 harga karet mengalami tren penurunan. Salah satu penyebabnya adalah harga minyak mentah yang rendah sehingga karet sintetis lebih murah untuk diproduksi dan penawaran akan karet sintetis meningkat. Tentunya ini sangat tidak menguntungkan bagi produsen karet alam khusunya di Indonesia yang sebagian besar adalah produsen karet alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline