Abad ke-21 hampir meniscayakan semua orang untuk menjadi sibuk sepanjang waktu. Tidak peduli Anda seorang pengangguran sekalipun, setidaknya Anda akan disibukkan oleh pikiran Anda sendiri yang terbebani oleh produktivitas orang lain.
Tetapi dalam beberapa momen yang menjengkelkan, kita semua merasa bingung terhadap kehidupan kita sendiri yang tidak tahu mengarah ke mana dan sama sekali tidak punya sasaran untuk diperjuangkan.
Kita semua pernah merasa seperti tenggelam dalam lumpur yang menjijikkan. Kita merasa terjebak, tidak berharga, dan benar-benar tidak tahu bagaimana caranya menyelamatkan diri sendiri. Lebih buruknya, semua itu menjadi kecemasan yang menguasai diri kita.
Hidup dapat melempar apa pun ke arah kita, sekalipun kita sedang berada di kondisi terbaik yang telah terwujud dalam hidup kita.
Apapun yang kita usahakan untuk menghindarinya, faktanya tetaplah utuh bahwa kita selalu berada di dalam lingkaran kehidupan.
Ketika kita telah sepenuhnya kehilangan daya untuk melawan, kita pun mengatakan, "Saya mandek! Saya terjebak!"
Saya memiliki keakraban yang kuat dengan perasaan semacam ini hingga motivasi untuk bangun dari tempat tidur saja bisa menjadi perjuangan yang saya lakukan setiap pagi sebelum memulai kuliah dan membuka laptop.
Dalam hal menulis juga sering terjadi, kadang-kadang saya dapat menulis seperti arus sungai yang tiada macet untuk mengalir menuju hilir. Tetapi di saat lain, tingkat motivasi dan kemauan saya untuk terlibat dalam pemikiran yang segar terasa menjenuhkan.
Dan saya pikir, semua orang merasakan hal yang sama. Bahkan setiap tahun, saya punya periode di mana saya selalu merasa "terjebak".
Ini adalah momen ketika saya merasa kehidupan ini begitu hambar. Kecemasan tiba-tiba datang kala saya berpikir yang seharusnya terjadi adalah sebaliknya.