Joe Gardner hidup sebagai seorang guru musik paruh waktu di sebuah sekolah menengah. Umurnya sudah tidak muda lagi, persis seperti apa yang sering dikatakan orang-orang tentang "waktu yang sudah terlambat untuk mengejar mimpi".
Namun tidak bagi Joe.
Tawaran pekerjaan penuh waktu dan kesempatan untuk duduk bersama band yang dipimpin oleh pemain saksofon papan atas (Dorothea Williams) tiba di hari yang sama, yang ternyata juga menjadi hari terakhir hidup Joe.
Waktu yang hampir setengah abad telah ditunggunya sekonyong-konyong menjadi akhir kisah hidupnya yang menyedihkan. Joe menemukan dirinya tiba-tiba diangkut dari Manhattan ke limbo di mana dia bertemu dengan jiwa pemberontak yang dikenal sebagai 22.
Setelah perjalanan yang begitu asing di "dunia jiwa", Joe berhasil kembali hidup di dunia, tetapi kali ini dengan menjadi seekor kucing. Raganya yang sedang koma di rumah sakit malah diisi oleh jiwa "22", jiwa yang akan menjadi teman berharga bagi Joe.
Joe pun melanjutkan pengejaran mimpinya dengan menjadi seekor kucing, mengarahkan raganya sendiri yang tidak dihuni oleh jiwanya. Lika-liku pengalaman antara Joe dan jiwa "22" pada akhirnya berhasil membuka kesempatan Joe untuk mewujudkan mimpinya.
Singkat cerita, jiwa Joe telah kembali ke raga aslinya, dan dia pun tampil bersama Dorothea Williams yang terkenal di panggung jazz legendaris New York. Joe benar-benar bersinar di atas panggung, tenggelam dalam irama piano dan tepuk tangan penonton.
Joe telah mewujudkan hasrat yang selama ini begitu membara dalam dirinya. Kita mengira bahwa Joe akan bahagia, tetapi kenyataannya tidak begitu. Joe jelas kebingungan seperti seorang pendaki yang mempertanyakan keberadaannya di puncak gunung.
Pendakian Joe telah berakhir. Kesuksesan sudah tiba dan mimpi telah tuntas. Tetapi, apakah keberhasilan itu adalah sesuatu yang membuat hidupnya berarti? "Sekarang apa?" Joe bertanya.
Film "Soul" dari Disney Pixar, menurut saya, telah berhasil menyentuh nilai-nilai kehidupan yang selama ini nyaris selalu terabaikan dari perhatian orang-orang. Film animasi tersebut bukan hanya alurnya yang begitu unik, tapi juga elegan dalam menyiratkan makna mendalam.